Sikap China Tolak Putusan Arbitrase Rusak Reputasi Negara

Warga Filipina tolak klaim China atas sengketa di Laut China Selatan.
Sumber :
  • Reuters/Erik De Castro

VIVA.co.id – Keputusan Pengadilan Arbitrase Internasional yang memenangkan Filipina atas China terkait sengketa Laut China Selatan, telah menjadi salah satu keputusan yudisial yang paling banyak menjadi perhatian internasional belakangan ini. Hal ini disebabkan sikap China yang menolak mengikuti keputusan tersebut dan menganggapnya tidak sah.

AS Siap Imbangi Dominasi Tiongkok di Laut China Selatan

"Terkait hal ini, untuk melemahkan legitimasi terhadap putusan arbitrase, China telah meluncurkan kampanye publik secara global yang terkesan merendahkan dasar hukum dari pengadilan internasional. Hal ini tentu sangat disayangkan," kata Julian Ku, Akademisi Hukum Konstitusi Internasional, dalam presentasinya di Gedung Habibie Center, Selasa, 6 September 2016.

Salah satu hal yang mendukung sikap ini adalah China mengklaim bahwa negaranya tidak memiliki kewajiban untuk mematuhi keputusan dari sidang arbitrase PBB, karena China telah membuat deklarasi untuk membatasi yuridiksi, untuk mrngecualikan sengketa atas wilayah atau kedaulatan.

Kapal Perang AS Berlabuh di Laut China Selatan, Bikin Gentar

Selanjutnya Julian menjelaskan bahwa klaim China atas wilayah Laut China Selatan dan beberapa proyek reklamasi, telah menyebabkan kerusakan lahan terumbu karang seluas 16 km persegi. Tindakan ini juga tentu merusak ekosistem asli atas laut yang memiliki potensi maritim yang sangat besar ini.

"Sikap China yang mengabaikan putusan pengadilan Arbitrase juga bisa menjadi pemicu kerusakan reputasi negara di mata internasional," ujarnya.

Meradang, AS Tak Mau Undang Militer China di Latgab Pasifik

Sebelumnya beberapa hari yang lalu, Pemerintah Filipina menyatakan keprihatinan mendalam dan meminta penjelasan dari Duta Besar China, terkait peningkatan jumlah kapal China di dekat Scarborough Scoal, wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan.

Meskipun Scarborough Scoal hanyalah wilayah yang terdiri dari beberapa batu karang di atas laut, namun wilayah ini penting bagi Filipina karena menyimpan kekayaan ikan lautnya. Filipina mengklaim tindakan China merupakan pelanggaran hukum internasional.

Inilah pesawat drone Australia yang akan dibuat MQ-4C Triton.

Patroli Laut China Selatan, Australia Bangun Armada Drone

Australia akan menghabiskan dana $AUD 7 miliar untuk armada drone.

img_title
VIVA.co.id
26 Juni 2018