Pejabat Malaysia Curigai 'Orang Dalam' Terlibat Abu Sayyaf

Kelompok bersenjata Abu Sayyaf, kerap melakukan penculikan dan perampokan di Filipina Selatan.
Sumber :
  • www.worldbulletin.net

VIVA.co.id – Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, mengungkapkan personel dari Komando Keamanan Timur Sabah (Esscom) kemungkinan besar telah membocorkan informasi penting soal penculikan lintas batas, yang memungkinkan kelompok militan Abu Sayyaf melancarkan serangan di Perairan Sabah.

Enam Pria Malaysia Dipenjara Sebulan karena Tidak Salat Jumat

"Saya tidak menuduh siapa pun. Tapi itu (bocornya informasi) tidak mungkin (kalau tidak ada orang dalam). Saya khawatir bahwa musuh mendapatkan informasi tentang Operasi Esscom dan menggunakannya untuk menculik dan meminta uang tebusan terhadap warga negara kita," kata Ahmad Zahid, seperti dikutip situs Straitstimes, Jumat 30 September 2016.

Apakah pemerintah Malaysia akan memulai penyelidikan atas kebocoran operasi ini? Ahmad Zahid mengatakan dirinya bersama dan Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein, telah membahas masalah ini.

Kasus Korupsi Puluhan Triliun 1MDB Lanjut, Najib Razak Terkejut

"Kami juga memiliki bukti yang terkait erat dengan bocornya informasi serta rencana memperkuat penegakkan hukum di sepanjang pantai timur Sabah," ujar Ahmad Zahid.

Komentar ini menanggapi insiden terbaru di mana kelompok bandit bersenjata yang mendiami Mindanao, Filipina Selatan itu, telah melakukan penculikan sebanyak dua kali di wilayah yang sama.

Gempa Kuat M 6,5 Kembali Guncang Mindanao Filipina

Ahmad Zahid, yang juga menjabat Menteri Dalam Negeri Malaysia, menambahkan, serangkaian penculikan yang dilakukan oleh Abu Sayyaf dimaksudkan untuk mendapatkan uang tebusan untuk mendukung kegiatan militansi dan terorisme di Asia Tenggara.

"Kami percaya bahwa uang yang diperoleh dari hasil penculikan tersebut kemudian disalurkan ke Katibah Nusantara untuk memperkuat posisinya di Asia Tenggara dan untuk membiayai kegiatan teror," katanya, mengacu pada sekelompok pejuang Indonesia dan Malaysia yang bergabung dengan ISIS.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya