Israel Terima Permintaan Maaf Duterte

Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Israel secara resmi menerima permintaan maaf Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte yang menyamakan perang melawan kejahatan narkoba dengan pembantaian enam juta kaum Yahudi oleh Nazi Jerman semasa Perang Dunia II.

Hadiah Kapolda Metro ke Anggota yang Berangus Narkoba saat COVID-19

Duta Besar Israel untuk Filipina, Effie Ben Matityau mengatakan, pernyataan Duterte dinilai sebagai "ketidaksengajaan" sehingga dirinya tidak segan untuk menerima permintaan maaf pemimpin eksentrik itu.

"Dia (Duterte) adalah Presiden. Dari awal, kami sudah paham maksudnya dalam upaya memerangi kejahatan obat-obatan terlarang. Kami juga tahu dan yakin kalau itu tidak disengaja. Kami sudah menerima permintaan maafnya," kata Matityau, seperti dikutip situs Philstar, Kamis, 6 Oktober 2016.

Sepanjang 2019, BNN Gasak Harta Bandar Narkoba Senilai Rp184 Miliar

Ia juga mengungkapkan, kunjungan Duterte ke Sinagog (rumah ibadah kaum Yahudi) untuk bertemu komunitas Yahudi Filipina dan meminta maaf dinilai sebagai lambang pencarian jiwa, pengampunan serta penebusan dosa.

"Presiden menegaskan kalau dia tidak bermaksud melecehkan kaum Yahudi. Dia pun mencontohkan kehidupan pribadinya, di mana mantan istrinya, Elizabeth Zimmerman, sebenarnya adalah putri dari seorang ayah Yahudi yang menjadikan Filipina sebagai rumahnya," ungkap Matityau.

Lampung di Peringkat 10 Darurat Narkotika

Tak hanya itu, ia menambahkan jika Duterte menyatakan rasa hormatnya untuk kaum Yahudi dan negara Israel. Matityau menjelaskan, pernyataan Duterte ini disampaikan langsung kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mempererat hubungan Manila dengan Tel Aviv.

"Saya tegas di sini. Pernyataan Presiden ini atas inisiatif dirinya sendiri dan bukan atas tekanan dari mana pun. Dia berbicara dari hati yang terdalam," ujarnya menambahkan.

Menurut catatan Matityau, sekitar 1.300 pengungsi Yahudi diberikan visa dan perlindungan yang aman di Filipina oleh Presiden Persemakmuran Filipina, Manuel Luis Quezon, era 1940-an. Selain itu, Filipina juga salah satu negara yang mendukung Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait pendirian negara Israel pada 14 Mei 1948.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya