Abu Bakr al-Baghdadi, Bos ISIS yang Dikagumi juga Dibenci

Pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.
Sumber :
  • REUTERS/Social Media Website via Reuters TV

VIVA.co.id – Di mata Amerika Serikat dan kelompok militan Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam (ISIS), sosok Abu Bakr al-Baghdadi (45) dipandang berbeda.

Al Baghdadi Tewas, Mabes Polri Tetap Waspada

Bagi AS, al-Baghdadi adalah pemimpin ISIS yang harus ditumpas. Sementara, bagi pengikutnya, ia merupakan Khalifah Ibrahim, pemimpin baru dari kerajaan Negara Islam, yang sempurna.

Ketika diumumkan sebagai pemimpin ISIS, hampir tidak ada yang tahu tentang jati diri al-Baghdadi, kecuali apa yang sudah diposting oleh para jihadis di dunia maya, khususnya kantor berita milik mereka, Amaq.

Pria yang Ditangkap di Sumbar Dipastikan Simpatisan ISIS

Mengutip situs Voanews, Rabu 19 Oktober 2016, dalam sebuah kesempatan, salah satu juru bicara ISIS, Abu Mohamed Al-Adnani, mengungkapkan bahwa nama asli al-Baghdadi adalah Ibrahim bin Awad bin Ibrahim al-Badri Al-Radawi Al-Husseini Al-Samarra.

Adapun, dalam tradisi Sunni menyebut bahwa untuk menjadi seorang khalifah (pemimpin), pria muslim dewasa harus berpengetahuan luas dalam strategi militer dan berani dalam menghadapi konflik. Idealnya, ia harus dididik dalam pengajaran syariah dan hukum Islam.

Al-Fatihin, Surat Kabar ISIS Berbahasa Indonesia

Menurut catatan biografi yang diunggah dalam sebuah situs disebutkan, al-Baghdadi dilahirkan dalam sebuah keluarga religius di kota Samarra, Irak, dan menyandang gelar S-3 (Ph.D) dari Universitas Islam di Baghdad, ibu kota negeri itu.

Sebagai seorang mantan guru agama, al-Baghdadi tentu sangat berpengalaman dalam teologi Islam, sejarah, budaya, ilmu pengetahuan, silsilah, hukum dan yurisprudensi.

Ancaman nyata

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada awal Juli 2014 lalu, al-Baghdadi mengutuk negara Barat dan memanggil semua umat Islam, terutama mereka yang berprofesi sebagai militer, tenaga medis, administrasi, pelayanan publik, untuk bermigrasi menjadi khalifah dan mengangkat senjata untuk perlawanan.

Tanpa ragu, al-Baghadi mengklaim bahwa ia memiliki rencana besar bagi Irak dan Suriah.

Pasukan ISIS

Pejuang ISIS mengibarkan bendera di Irak (Reuters.com).

Terkait hal ini, Tawfik Hamid, ketua Studi Radikalisme Islam di Potomac Intitute for Policy Studies, menjelaskan, nama ISIL yang mengacu pada "Levant", merupakan suatu wilayah Suriah Raya di Mediterania Timur, yang merupakan bagian dari kekhalifahan tua.

Ia meyakini, tujuan akhir ISIS tak hanya mencakup apa yang selama ini ramai diberitakan, namun meliputi ekspansi ke Yordania hingga Arab Saudi.

Hamid meyakini bahwa al-Baghdadi merupakan ancaman strategis bagi negara-negara tetangga karena kemampuan militernya, pengikut ideologi yang menarik pejuang dari Eropa dan tempat lainya, serta uang tunai yang dijarah selama menduduki Irak.

"Ancaman ini nyata dan menjadi hal yang sangat berbahaya bagi negara yang terkait. Singkatnya, ISIS dapat menyebabkan masalah besar bagi Arab Saudi, Lebanon dan negara tetangga lainnya," ujar Hamid.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya