Suasana Tegang Pusat Kendali Kereta Api Nagoya Saat Gempa

Pusat kendali jaringan kereta api bawah tanah Nagoya, Jepang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar G Mukti

VIVA.co.id – Situasi seketika tegang saat alarm gempa bumi menyala di pusat kendali jaringan kereta api bawah tanah Nagoya (Nagoya Municipal Subway), Jepang.

Berapa Banyak Kamu Tahu Kereta Keren di Jepang, Yuk Intip?

Siang itu, Kamis 20 Oktober 2016, lima jurnalis Indonesia yang mengikuti MRT Jakarta Fellowship Program (MFP) 2016, tengah berada di pusat kendali yang letaknya dekat dari Stasiun Kurokawa, di kawasan pusat kota Nagoya.

Gempa, terjadi di Omigawa, Chiba, sekitar 449 kilometer arah timur Nagoya. Gempa yang berkekuatan 5,3 skala richter, tidak terasa di Nagoya, namun karena jaringan kereta api Nagoya terhubung dengan jaringan kereta api di kota-kota sekitarnya, gempa dikhawatirkan turut mempengaruhi perjalanan kereta api Nagoya.

Urai Kepadatan Penumpang, Perusahaan Kereta Jepang Bagikan Mi Gratis

Menyadari munculnya gempa bumi, Hatsutori, pegawai yang sebelumnya tengah memberi penjelasan, segera mengalihkan perhatiannya ke sebuah layar komputer. Layar memperlihatkan sebuah titik merah menyala di bagian tenggara Pulau Honshu, lokasi Omigawa.

Selain Hatsutori, puluhan pegawai yang tugasnya mengawasi perjalanan kereta api di tujuh jalur sepanjang 93,3 kilometer juga segera siaga. Ada yang beranjak dari kursinya kemudian menempel-nempelkan penanda magnet di panel posisi kereta api, ada yang segera membuat panggilan telepon ke stasiun-stasiun yang letaknya paling dekat ke lokasi gempa, ada juga yang segera sibuk mengatur teknis perjalanan kereta api melalui tombol-tombol di panel yang ada di depannya.

Layanan Kereta di Jepang Tertunda Gara-gara Kepala Penumpang Nyangkut

Sementara itu, pegawai-pegawai lain, memperhatikan deretan layar di bagian pusat utama kendali yang menampilkan tayangan langsung dari kamera CCTV di stasiun-stasiun yang lokasinya paling dekat dengan titik gempa.

Selama satu menit, alarm menyala. Hatsutori menjelaskan gempa yang baru terjadi di Omigawa tidak berdampak kepada perjalanan kereta api Nagoya. Di Omigawa, gempa juga tidak sampai menimbulkan kerusakan.

Meski demikian, menurut Hatsutori, pusat kendali tetap menjalankan prosedur standar untuk setiap kejadian gempa, baik gempa dengan kekuatan kecil yang baru terjadi, atau gempa besar seperti yang terjadi di Fukushima pada April 2011.

Bila kekuatan gempa besar dan dikhawatirkan mengganggu perjalanan, seperti menimbulkan ancaman kerusakan pada rel atau stasiun, rangkaian kereta akan diberhentikan pada saat itu juga, di mana pun rangkaian sedang berada.

"Semua kereta akan berhenti, tidak ada yang jalan," ujar Hatsutori.

Rangkaian kereta baru akan kembali dioperasikan, saat ada stasiun yang bisa dipastikan tidak mengalami kerusakan dan bisa menjadi tempat evakuasi penumpang.

"Selama di perjalanan, penumpang juga tentu akan diberitahu perjalanannya terganggu. Kami akan memohon maaf kepada mereka," ujar Hatsutori.

Pusat kendali jaringan kereta api bawah tanah Nagoya, Jepang

Suasana di pusat kendali siang itu terasa begitu tegang. Apalagi sebelumnya, seluruh pegawai tengah bekerja biasa, sekadar mengawasi kelancaran perjalanan kereta. Meski demikian, setiap pegawai terlihat cekatan. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan saat terjadi situasi darurat.

Hatsutori mengatakan, semua orang tentu tidak mengharapkan bencana terjadi. Namun, menurutnya, para pegawai sebenarnya senang jika bekerja menangani situasi darurat. Tensi kerja mereka menjadi tinggi. Mereka, juga diberi pelatihan khusus untuk menghadapi situasi-situasi darurat seperti yang baru terjadi.

"Kalau tidak terjadi apa-apa, kami menganggur," ujar Hatsutori, tertawa. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya