Israel Sebut Resolusi Yerusalem Sampah dan Memalukan

Masjid Al Aqsa.
Sumber :
  • www.jerusalemshots.com

VIVA.co.id – Pemerintah Israel akhirnya memanggil pulang Duta Besar mereka untuk UNESCO, Carmel Shama-Hacohen. Pemerintah negeri Yahudi tersebut ‘gerah’ menyusul sikap UNESCO yang mengadopsi resolusi Yerusalem kedua.

UNESCO Kunjungi Labuan Bajo di Tengah Protes atas Proyek Pembangunan

Seperti diketahui buntut protes keras Liga Arab lantaran terusik dengan pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyetujui penggalian bawah tanah Masjid Al-Aqsa, organisasi budaya, ilmu pengetahuan dan pendidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu mengadopsi resolusi Yerusalem kedua dalam dua pekan terakhir.

Namun, dalam sebuah pertemuan di Paris, Prancis, Dubes Carmel menyebut salinan resolusi sebagai sampah. Para pemimpin Israel merasa 'gerah' dengan resolusi itu dan mengatakan UNESCO telah mengabaikan hubungan Yudaisme dengan salah satu situs suci di Yerusalem.

Ganja Dalam Kuliner? Ternyata ini 8 Fakta Menarik Kota Banda Aceh

Mengutip situs Reuters, Kamis, 27 Oktober 2016, berdasarkan sebuah teks yang berasal dari pejabat Palestina, resolusi yang diadopsi oleh UNESCO mengakui kompleks di Kota Tua Yerusalem hanya milik umat Muslim.

Kompleks tersebut oleh bagi kaum Yahudi disebut sebagai Temple Mount atau Haram al-Sharif bagi kaum Muslim.

Parasit Berbahaya Terungkap dari Toilet di Yerusalem

"Drama tak masuk di akal (absurd) terus berlangsung. Ini adalah penolakan sejarah dan keputusan yang memalukan. Kami memutuskan apa yang harus dilakukan dan apa langkah berikutnya," ujar Netanyahu.

Sedangkan, Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina, Saeb Erekat, dalam sebuah pernyataan, mengungkapkan tujuan dari resolusi UNESCO adalah untuk melindungi hak-hak agama dari tiga agama monoteistik utama, Kristen, Yahudi dan Islam, di tempat-tempat suci Yerusalem. 

Dua pekan lalu, Israel mengecam UNESCO untuk memperbarui resolusi serupa yang mengutuk pembatasan akses Muslim ke situs di bagian Yerusalem yang diakui oleh pasukan Israel dalam Perang Enam Hari 1967.

Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya, posisi yang tidak diakui secara internasional. Sementara, Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara mereka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya