Kapolri: Berantas ISIS Harus Agenda Bersama Dunia

Mujahidin Indonesia yang bergabung dengan ISIS di Suriah
Sumber :
  • Youtube

VIVA.co.id – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menilai tindakan radikalisme yang dilakukan oleh kelompok ISIS lebih berbahaya dibandingkan dengan kelompok lain, seperti Al Qaeda. Menurutnya, ISIS memiliki beberapa keunggulan.

Polisi Malaysia Bekuk 3 WNI Diduga Terlibat ISIS

"Kasus ISIS ini lebih rumit dan berbahaya. Misalnya saja, ISIS memiliki kemampuan militan yang lebih unggul dibandingkan dengan Al-Qaeda, kemudian mereka juga mencaplok dan menguasai beberapa wilayah," kata Tito dalam sambutan World Peace Forum di Hotel Grand Sahid Jaya, Rabu 2 November 2016.

Salah satu hal yang membuat pergerakan kelompok ISIS menyebar di beberapa negara adalah adanya perbedaan agenda antara beberapa negara adidaya, yang justru membuat kelompok ekstrimis ini tumbuh.

Gereja Ortodoks Rusia Diserang Teroris, ISIS Klaim Pelaku

Terkait hal ini, Tito menegaskan bahwa negara tidak bisa mengatasi permasalahan ini sendiri, melainkan harus dilengkapi dan didukung oleh seluruh elemen suatu negara. Selain itu, agenda politik juga harus disingkirkan untuk melawan aksi terorisme ini.

"Semua negara harus memiliki persepsi yang sama untuk melemahkan ISIS di Suriah dan Irak. Perbedaan agenda politik harus disingkirkan, dan sebaiknya mengedepankan prioritas untuk mengalahkan ISIS," ujar Tito.

Waspadai 500 WNI yang Baru Pulang dari Suriah

Menurutnya, dialog perdamaian dunia harus dijadikan momentum yang tepat untuk mengintensifkan kerja sama, sehingga ancaman terorisme global bisa diselesaikan demi perdamaian dan ketertiban internasional dan perdamaian umat manusia.

"Konferensi ini dapat dilihat bagaimana delegasi dari seluruh dunia hadir menyerukan kedamaian. RI adalah negara yang cukup damai, tidak ada konflik signifikan, sehingga pembangunan juga berjalan. Untuk itu perdamaian dunia harus kita dukung dan kita jaga," ujarnya menegaskan.

Nurshardrina Khairadhania, gadis asal Indonesia yang kini melarikan diri dari wilayah ISIS bersama keluarganya.

WNI Eks ISIS Terdata 1.267 Orang, Cuma 297 yang Punya Paspor RI

Pemerintah masih melakukan assesment terhadap mereka

img_title
VIVA.co.id
25 Februari 2020