Dua WNI Diculik di Atas Kapal Ikan di Perairan Sabah

Ilustrasi kapal tongkang disandera Abu Sayyaf.
Sumber :
  • Ist

VIVA.co.id – Lagi-lagi, warga Indonesia diculik dekat perbatasan Malaysia dan Filipina. Dua nakhoda berkewarganegaraan Indonesia, diculik dari kapal penangkap ikan mereka dalam kejadian terpisah di perairain timur Kuala Kinabatang, Sabah, yang dekat dengan kepulauan Tawi-Tawi, Filipina Selatan, Sabtu 5 November 2016.

DPR Titip Perlindungan WNI jadi Perhatian Calon Duta Besar RI

Melansir situs Straitstimes, Minggu 6 November 2016, kedua pria yang diidentifikasi berusia 52 dan 46 tahun ini diculik sekitar pukul 11.00 dan 11.45 pagi waktu setempat.

Ini, merupakan insiden terbaru dari serentetan kasus perampokan dan penculikan di sepanjang Sabah dan kepulauan Tawi-Tawi. Komandan Keamanan Sabah Timur, Datuk Wan Bari Wan Abdul Khalid, mengonfirmasi insiden tersebut.

5 WNI Diculik di Perairan, Mahfud: Karena Abu Sayyaf Enggak Mati-mati

Menurutnya, penculikan terjadi sekitar 15 mil laut dari Sungai Kinabatang. "Dalam insiden pertama, lima pria bersenjata dengan menggunakan kapal cepat (speed boat) mendekati kapal penangkap ikan dan menculik nahkoda pertama yang berusia 52 tahun itu," kata Wan Bari.

Ia melanjutkan, kelompok bersenjata ini, lalu meninggalkan dua kru yang masing-masing berusia 47 dan 35 tahun di dalam kapal penangkap ikan tersebut.

Lima WNI Kembali Jadi Korban Penculikan, Diduga oleh Abu Sayyaf

Otoritas Malaysia baru mendapatkan informasi insiden sekitar pukul 13.00 siang waktu setempat. "Kami mendapat lebih banyak detail, saat kru mencapai kapal Sandakan sekitar pukul 18.40 sore," papar Wan Bari.

Para pelaku, tiga di antaranya mengenakan seragam bernuansa militer dan dua pakaian biasa, membawa lari perlengkapan komunikasi, termasuk sistem GPS dari kapal korban ke perairan internasional.

Saat itu, menurut Wan Bari, terdapat banyak kapal penangkap ikan di lokasi, ketika penculikan terjadi.

Wan Bari menambahkan, setelah melarikan diri, mereka juga berhasil menculik satu nakhoda lainnya dalam pelarian, yaitu yang berusia 46 tahun.

"Mereka hanya menculik kapten kapal dan meninggalkan tiga lainnya, termasuk anak korban berusia 10 tahun," terangnya.

Diyakini kelompok bersenjata itu berbasis di salah satu pulau di Tawi-Tawi, namun tidak terkait langsung dengan kelompok bandit Abu Sayyaf. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya