Malaysia Dikritik Tak Serius Berantas Kejahatan Seksual Anak

Ilustrasi paedofil
Sumber :
  • http://www.affaritaliani.it

VIVA.co.id – Sebagian besar laporan tentang pelecehan seksual anak di Malaysia tidak berakhir secara adil di pengadilan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh lemahnya sistem peradilan pidana, polisi, dan anggota parlemen.

Pendiri Partai PNVD yang Ingin Legalkan Seks dengan Anak Ditangkap

Menurut data rahasia polisi Malaysia yang dihimpun Reuters, ada 12.987 kasus pelecehan seksual anak dilaporkan ke polisi dari Januari 2012 hingga Juli tahun ini. Namun yang baru didakwa hanya 2189 kasus. Bahkan dari ribuan kasus itu baru 140 yang telah divonis. 

Data ini tidak menunjukkan berapa banyak orang yang terlibat, atau apa yang terjadi setelah kasus-kasus itu dilaporkan. Tidak ada rincian yang diungkapkan dalam kasus yang telah divonis oleh pengadilan.

Penyelidikan Independen: Ditemukan Ribuan Paedofil di Gereja Prancis

Pendukung hak-hak anak telah lama mendorong pemerintah Malaysia untuk mengungkapkan data tentang pelecehan seksual anak ke publik. Pengungkapan secara terbuka itu diharapkan bisa meningkatkan kesadaran, sehingga ada tindakan yang dapat segera diambil, dan mencegah agar masalah tak terus berkembang.

Sebuah kasus terungkap pelecehan seksual terhadap ratusan anak di Malaysia terbongkar ketika pada Juni lalu pengadilan Inggris menyerahkan Richard Huckle yang dijatuhi 22 kali hukuman penjara seumur hidup. Huckle divonis bersalah karena melakukan pelecehan kepada 200 bayi dan anak-anak terutama di Malaysia, dan mengunggah gambar kejahatannya melalui sebuah situs.

Santri Korban Guru Paedofil di Ogan Ilir Bertambah Jadi 26 Orang

Alasan pemerintah Malaysia tidak mempublikasikan data pelecehan seksual anak adalah karena dilindungi di bawah Malaysia's Official Secrets Act. Pemerintah akan menyediakan data tentang kekerasan terhadap anak hanya atas permintaan anggota parlemen. "Kami tidak ingin orang-orang salah menafsirkan hal itu. Pemerintah tidak ingin terlampau memperingatkan masyarakat tentang tingginya kasus kekerasan terhadap anak," kata Ong Chin Lan, Kepala Divisi Investigasi Seksual, Perempuan dan Anak Kepolisian Nasional Malaysia.

Selain Malaysia, beberapa negara tetangga juga enggan mengungkap tingginya insiden pelecehan seksual anak. Pemerintah Thailand menolak memberikan data kepada Reuters. Seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan setempat yang tak disebutkan namanya mengatakan, hal itu bisa membuat Thailand terlihat buruk. Hal serupa juga dilakukan Kamboja yang telah lama dikenal sebagai negara tujuan pelaku pedofil. Pihak Kamboja enggan mengungkapkan data resmi.

Lemahnya Keadilan

Organisasi Kesejahteraan Anak di Malaysia mengungkap, kepolisian dan lemahnya hukum terhadap perlindungan anak membuat sulit menghukum pelaku anak di Malaysia, yang mengarah ke investigasi yang tidak memadai dan hukuman yang cenderung rendah. Mereka juga mengatakan sejumlah besar kasus pelecehan seksual terhadap anak tidak pernah dilaporkan karena dianggap tabu dan adanya ketidakpercayaan dari pihak berwenang.

Selama 17 tahun beroperasi, PS the Children, salah satu LSM terbesar di Malaysia yang mengurus pelecehan anak, telah melihat minimnya hukuman terhadap berbagai kasus. "Perlu ada perbaikan sistem peradilan pidana jika kita ingin mendorong lebih banyak orang untuk melaporkan, jika kita tidak ingin lebih banyak anak menjadi korban," kata Madeleine Yong, pendiri PS the Children.

Selain itu, Malaysia juga tidak memiliki hukum khusus yang melarang pornografi anak dan mendefinisikan pemerkosaan hanya berupa "penetrasi penis." Sementara itu tindakan seperti merawat, menyentuh dan berteman dengan anak sebagai awal bentuk pelecehan seksual tidak dikenakan sanksi hukum. Hal sebaliknya, parlemen Indonesia telah mengeluarkan undang-undang otorisasi pengibiran kimia, bahkan eksekusi mati bagi pelaku pedofil. Thailand juga memperkenalkan hukum ketat terhadap pornografi anak tahun lalu.

RUU Kejahatan Seksual Anak diharapkan akan diajukan kepada parlemen akhir tahun ini, sehingga bisa memperluas definisi kejahatan seksual seperti menyertakan pelecehan online, dan membuat kejahatan tersebut lebih mudah dituntut. RUU ini juga akan membentuk pengadilan khusus, untuk menangani kasus-kasus pelecehan anak secara cepat.

Situs Gelap

Beberapa penegak hukum menilai, para predator anak bisa menargetkan Malaysia sebagai tujuan, lantaran negara-negara lain di kawasan telah memperkuat undang-undang terhadap perlindungan anak dan meningkatkan penegakan hukum. Elena Martellozzo, kriminolog yang berbasis di London mengatakan Huckle bisa memilih Malaysia karena dirasa lebih mudah untuk mendapatkan izin kerja, visa, dan beberapa peluang pekerjaan.

Biasanya, anak-anak mengalami pelecehan seksual oleh seseorang yang dikenal seperti tetangga, kerabat, pengasuh atau seseorang seperti Huckle yang menurut kesaksian pengadilan merawat anak di lingkungan etnis India miskin di Kuala Lumpur. Namun kini, pihak polisi mengatakan aktivitas pedofilia telah bergerak ke dunia online.

Detektif Australia yang menyelidiki pedofil di wilayah tersebut meyakini bahwa Malaysia telah menjadi salah satu pusat transmisi pornografi anak di internet yang terbesar di Asia Tenggara. Tim Argos, unit detektif Australia membuat penemuan mengejutkan pada tim jaringan pedofil secara online. Mereka menemukan banyak alamat internet di wilayah Kuala Lumpur yang mengirimkan bahan pelecehan seksual kepada anak melalui situs gelap. Dark web atau situs gelap adalah ruang virtual yang luas dalam internet, yang membutuhkan alat enkripsi khusus untuk mengaksesnya.

Para detektif yang berbasis di Brisbane Australia ini menemukan 1.000 transmisi dari materi pornografi anak dari ibu kota Malaysia selama periode 24 jam tahun lalu. Ini merupakan lokasi transmisi terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Bangkok, yang berjumlah 1.800 transmisi. Pihak organisasi anak menilai, Kuala Lumpur harus diperhatikan secara khusus, karena menjadi lokasi untuk distribusi bahan pelecehan seksual anak yang sangat besar.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya