Nicolas Sarkozy Gagal Maju Sebagai Kandidat Presiden Prancis

Mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan istrinya, Carla Bruni.
Sumber :
  • REUTERS/Jacky Naegelen

VIVA.co.id – Mantan Perdana Menteri Prancis, Francois Fillon (62), berhasil menduduki posisi teratas sebagai kandidat Presiden Prancis dalam putaran pertama dan mengalahkan lawan politiknya sekaligus mantan atasannya, Nicolas Sarkozy (61).

Alasan Citroen Masih Enggan Pasarkan Mobil Hybrid di Indonesia

Sarkozy dan Fillon pernah bekerja bersama dalam satu pemerintahan periode 2007-2012. Kala itu, Sarkozy menjadi Presiden Prancis.

Meski begitu, ia mengakui kemenangan Fillon, di mana menduduki urutan teratas dengan 44,2 persen suara. Disusul Alain Juppé (71) 28,4 persen, dan terakhir, Sarkozy yang hanya memperoleh 20,7 persen.

5 Negara Pemegang Hak Veto di PBB, Keputusan Internasional Ada di Tangan Mereka

Menariknya, ketiga kandidat ini berasal dari satu partai, yaitu Partai Republik. Juppe sendiri merupakan mantan Perdana Menteri Prancis periode 1995-1997 era Presiden Jacques Chirac.

"Saya tidak merasakan kepahitan dan tidak bersedih. Saya berharap siapa pun yang terpilih (menjadi Presiden Prancis) adalah yang terbaik bagi negara," kata dia, seperti dilansir situs BBC, Senin, 21 November 2016.

Islamofobia di Prancis Makin Mengkhawatirkan, Ribuan Orang Lakukan Demonstrasi

Dengan demikian, Fillon dan Juppe akan bertarung pada pemilihan putaran kedua, pada Minggu, 27 November mendatang, untuk menentukan siapa yang berhak sebagai Presiden Prancis ke-25.

Ini kali keduanya Sarkozy gagal menjadi pemenang kandidat presiden sejak lengser 2012. Kegagalan pertamanya saat maju kembali menjadi presiden namun berhasil digagalkan oleh kandidat Presiden dari Partai Sosialis, Francois Hollande, yang kini menjabat Presiden Prancis.

Dalam pemilihan presiden 2017, pemenang kandidat Presiden dari Partai Republik akan berhadapan dengan Partai Sosialis. Partai Presiden Hollande ini diprediksi akan mendapat kesulitan akibat internalnya terpecah dan tidak lagi populer.

Beberapa jajak pendapat mengindikasikan calon Presiden dari Partai Sosialis akan tersingkir dalam pemilihan putaran pertama pada April tahun depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya