Dituduh Tayangkan Porno, CNN Jadi Korban Hoax

Logo CNN
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id – Saluran televisi CNN jadi sorotan setelah seorang pengguna Twitter yang mengaku warga Boston, Amerika Serikat dikejutkan dengan tayangan porno yang berlangsung selama 30 menit. Tayangan jalan-jalan yang dipandu host Anthony Bourdain, Parts Unknown disebut telah berganti dan menampilkan aksi bintang porno transgender, Riley Quinn.

Kasus Film Porno Siskaeee Belum Juga Disidang, Ini Kata Polisi

Berawal dari sebuah cuitan pengguna Twitter dengan akun @solikearose. Dia mengadukan kepada RCNConnect, penyedia layanan tv kabel di AS, bahwa salah satu channel yang mereka hadirkan, CNN tidak menayangkan Parts Unknown melainkan film porno Riley Quinn.

Semua media sontak langsung mengutip pernyataan akun tersebut. Yang pertama mengutip adalah The Independent, yang mengaku mendapatkan retweet dari Drudge Report. Setelah menyebar, media lain ikut menulis, seperti Mashable, New York Post, Daily Mail, Esquire, sampai Variety. Yang parahnya, banyak dari mereka yang tidak menyertakan statement konfirmasi dari CNN dalam beritanya.

Densu Tanya Tentang Nonton Film Porno dengan Pasangan, Ini Jawaban Ustaz Khalid Basalamah

Akun penyebar hoax porno CNN itupun sampai saat ini masih dalam keadaan private atau dikunci. Hal ini makin menegaskan bahwa berita itu benar hoax.

Menanggapi cuitan @solikearose, RCN Boston mengaku sedang mengadakan penyelidikan atas insiden ini. Mereka mengaku belum mendapatkan bukti dari kebenaran isu yang disebarkan akun tersebut.

PN Jaksel Bakal Putuskan Gugatan Praperadilan Siskaeee Besok

"Kami sedang meminta penjelasan kepada RCN Boston sekarang," ujar pihak CNN dalam pernyataannya, seperti dikutip dari The Verge, Sabtu, 26 November 2016.

Dalam cuitannya, RCN pun tetap mengaku tidak memiliki bukti apapun atas insiden ini. Bahkan mereka memaksa @solikearose untuk memberikan laporannya langsung kepada RCN.

The Verge menyebut CNN dan RCN telah menjadi korban hoax. Dari sisi logika, dijelaskan The Verge, tidak mungkin sebuah stasiun televisi besar tidak menyadari adanya kesalahan, apalagi memutar video porno, bahkan sampai 30 menit lamanya.

"Kami sedang dalam proses meneliti kejadian ini tapi tidak melihat bukti apapun, termasuk adanya peretasan jaringan kami di Boston," kata Wakil Presiden Senior dan General Manager Jeff Carlson mengatakan kepada The Hollywood Reporter.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya