Malaysia Desak Dunia Intervensi Penuntasan Genosida Rohingya

PM Malaysia Najib Tun Razak.
Sumber :
  • REUTERS/Bazuki Muhammad

VIVA.co.id – Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mendorong negara di dunia untuk membantu menghentikan 'genosida' terhadap Muslim Rohingya di Myanmar. Kasus kekerasan terhadap Muslim Rohingya digambarkan sebagai pembersihan etnis.

Najib mendesak Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk melakukan intervensi terhadap penyelesaian kasus kekerasan di negara tersebut.

"Dunia tidak bisa hanya diam dan melihat genosida di Myanmar," katanya, yang ikut dalam aksi solidaritas Muslim Rohingya di Kuala Lumpur, seperti dilansir dari Reuters, Minggu, 4 Desember 2016.

Serang Ukraina, Rusia Hari Ini Diseret ke Mahkamah Internasional

Najib datang ke aksi solidaritas tersebut meski mendapat peringatan dari Myanmar bahwa Malaysia berisiko melanggar prinsip nonintervensi terhadap urusan internal anggota Asosiasi negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN). Namun dia menanggapi bahwa ASEAN telah berjanji dalam Piagam ASEAN untuk menegakkan hak-hak dasar manusia.  

Dia juga menuduh pemimpin Myanmar dan pemenang Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi yang tidak melakukan tindakan. Bahkan, Suu Kyi mengatakan bahwa masalah Rohingya sudah melewati batas diskusi bilateral.

Presiden Ukraina: Serangan Rusia Mengarah Genosida

"Bagaimana ini bisa terjadi? Kita harus diizinkan untuk membahas semuanya," kata Najib.

Sementara Presiden Masyarakat Rohingya di Malaysia, Faisal Islam Muhammad Kassim mengatakan bahwa dia menghargai upaya Malaysia untuk menemukan solusi terhadap krisis Muslim Rohingya di Myanmar.

"Kami ingin pemerintah Malaysia untuk (mengirim) pesan ke dunia Muslim dan negara-negara Barat agar menekan pemerintah Myanmar untuk menyelesaikan masalah Rohingya," ujarnya.

Kekerasan di Myanmar adalah pertumpahan darah paling serius di Rakhine sejak bentrokan komunal pada 2012 yang menewaskan ratusan jiwa.
Penganiayaan dan kemiskinan menyebabkan ribuan Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar, menyusul kekerasan antara umat Budha dan Muslim di sana empat tahun lalu.

Banyak dari mereka yang diselundupkan atau diperdagangkan ke negara-negara tetangga, terutama ke Thailand dan Malaysia.   

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya