Tukar Budaya Jepang, Hidup Mandiri dengan Orangtua Angkat

Kapal pesiar MS. Nippon Maru
Sumber :
  • Instagram/@drufolio

VIVA.co.id – Kapal pesiar MS. Nippon Maru kembali berlayar ke perairan Jepang pada Senin, 5 Desember 2016. Kapal yang mengangkut 330 duta muda program pertukaran pemuda the Ship for Southeast Asian Youth Program (SSEAYP) itu berlayar dari pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta guna mengakhiri kegiatan kunjungan kenegarannya menuju Tokyo.

Tantangan Indonesia Sebagai Ketua ASEAN 2023

Kegiatan SSEAYP diikuti oleh sepuluh negara ASEAN dan Jepang dengan tujuan mempromosikan sikap saling menghormati, memahami, dan membangun pertemanan di antara masyarakat Jepang dan negara-negara ASEAN. Pesera SSEAYP dari setiap negara merupakan hasil seleksi dan pelatihan kepemimpinan terhadap muda-mudi masing-masing negara.

Thiha Naing (23), seorang pelajar dari Myanmar mengaku sangat bangga mengikuti program pertukaran pemuda ASEAN ini. Melalui program ini, dia mendapat banyak teman baru dan juga belajar mengenai budaya yang beragam dari berbagai negara. Selama di Indonesia, Naing tinggal bersama orangtua angkatnya yang berada di Jakarta Selatan.

Tantangan ASEAN di Usia ke-55 Tahun

"Saya beberapa kali mengunjungi museum di Jakarta dan saya sangat senang dengan masakan Indonesia karena rasanya hampir serupa dengan masakan di negeri saya. Sedikit pedas, seperti misal nasi goreng," ujarnya kepada VIVA.co.id, Senin 5 Desember 2016.

"Saya juga mendapatkan pengalaman mengesankan karena belajar agama Islam dan sejarah Indonesia. Sangat menyenangkan pastinya karena mereka juga terbuka dan baik," kata dia.

Myanmar Bebaskan Ratusan Tahanan Politik

Sementara itu, Silima Keopaseuth pelajar berusia 23 tahun asal Kamboja mengatakan, SSEAYP sangat membantunya dalam mengubah jalan hidupnya. Melalui SSEAYP, perempuan berkulit putih ini mendapat kesempatan bagaimana belajar kepemimpinan, bekerja sama dalam sebuah tim, dan pemahaman bersama dengan negara-negara di Asia.

"Saya ingin program ini tak hanya sampai di sini saja, tak hanya sebatas sepuluh hari pertemuan, tetapi untuk selamanya. Menjaga pertemanan dan hubungan baik antara peserta SSEAYP dan semua orangtua angkat di tiap negara," ucap Silima.

Wali Kota Jakarta Utara, Wahyu Haryadi yang turut hadir untuk melepas keberangkatan kapal berpesan, peran muda mudi sangatlah penting dalam menjaga kemajemukan sebuah bangsa. Dengan adanya SSYEAP, Wahyu berharap para peserta bisa terus berkontribusi untuk masa depan yang lebih baik.

"Saya harap program ini tidak hanya sebatas seremonial saja, tetapi bagaimana para pemuda dari negara-negara tersebut dapat saling bertukar ide dan pemikiran, dan juga mempelajari buadaya masing-masing," ujar Wahyu di hadapan 330 peserta SSEAYP.

Setiap negara mengirimkan 28 anak muda berusia antara 20 hingga 30 tahun untuk kemudian diwajibkan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan di kapal dan di beberapa negara (Country Program). Selama singgah di Country Program, para peserta tinggal bersama orang tua angkat. Kebanyakan, orangtua angkat mereka merupakan alumni SSEAYP atau memiliki anak yang pernah ikut SSEAYP.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya