Iran Tak Akan Biarkan Trump Rusak Perjanjian Nuklir

Presiden Iran Hassan Rohani.
Sumber :
  • REUTERS/Fars News/Majid Hagdost

VIVA.co.id – Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan, bahwa negaranya tidak akan membiarkan Donald Trump merusak perjanjian nuklir dengan negara Barat, bila telah resmi menjadi Presiden Amerika Serikat.

Iran Lanjutkan Program Pengayaan Uranium Hingga 20 Persen

Seperti diketahui kemenangan Trump dalam Pemilihan Presiden AS telah menimbulkan pertanyaan apakah kesepakatan nuklir yang telah ditandatangani pada Juli 2015 tersebut akan berlanjut. Hal ini dikarenakan kesepakatan ini akan berpengaruh pada peluang Rouhani untuk pemilihan ulang pada bulan Mei mendatang.

"Iran adalah satu-satunya negara yang tidak akan meratap maupun merayakan kekuasaan Trump. Kami akan mengikuti jalan kami sendiri," kata Rouhani seperti dikutip The Guardian, Rabu 7 Desember 2016.

Iran Tuding Israel Jadi Dalang Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Terkemukanya

"Trump mungkin menginginkan banyak hal, termasuk melemahkan rencana komprehensif bersama terkait kesepakatan nuklir. Tapi kita tidak akan memungkinkan hal seperti itu terjadi. Amerika tidak bisa mempengaruhi kekuatan dan daya tahan kami," ujarnya menegaskan.

Pada pekan lalu, keputusan Senat AS untuk memperpanjang sanksi nuklir atas Iran selama 10 tahun telah memulai perdebatan di dalam negeri. Menanggapi hal tersebut, Rouhani mengatakan telah membentuk komite yang bertugas untuk memantau pelaksanaan kesepakatan tersebut, untuk meninjau apakah ada pelanggaran yang dilakukan.

Tak Disetujui PBB, Amerika Serikat Paksakan Sanksi Terhadap Iran

Rouhani juga menegaskan, bahwa Teheran akan membalas terhadap langkah-langkah jika ada pemaksaan yang dilakukan terkait dengan kesepakatan tersebut.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran sekaligus Pemimpin Perundingan Nuklir, Mohammad Javad Zarif juga mengatakan, bahwa keputusan senat mengenai sanksi tersebut tidak dapat diandalkan.

"Untuk masyarakat dunia, perpanjangan sanksi terhadap Iran menunjukkan bahwa pemerintah Amerika Serikat tidak dapat diandalkan. Amerika bertindak melawan komitmennya sendiri," ujar Zarif.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya