Dubes Korut: AS Panas-panasi Ketegangan di Semenanjung Korea

Duta Besar Korea Utara untuk Indonesia, An Kwan-il.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dinia Adrianjara

VIVA.co.id – Duta Besar Korea Utara untuk Indonesia, An Kwan-il, mengungkapkan semakin panasnya situasi di Semenanjung Korea beberapa waktu terakhir dipicu oleh beragam ancaman serangan nuklir strategis Amerika Serikat.

Korea Selatan Dapat Kabar Buruk Jelang Lawan Timnas Indonesia U-23

"Latihan militer bersama AS dan Korea Selatan dilakukan hampir setiap hari di wilayah tersebut. Inilah yang memicu tindakan balasan kami untuk mengantisipasi provokasi mereka," ujar Kwan-il dalam diskusi umum di Kampus UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang, Senin, 19 Desember 2016.

Uji coba nuklir Korea Utara selama setahun terakhir yang banyak disorot oleh media internasional, menurutnya, merupakan sesuatu yang berlebihan dan tanpa pemahaman yang cukup luas. Menurut Kwan-il, peningkatan ekskalasi tersebut ditengarai oleh kebijakan permusuhan dan ancaman nuklir AS terhadap negaranya.

Media Asing Gak Yakin Timnas Indonesia Rebut Tiket Olimpiade Paris 2024: Mereka Tak Diunggulkan

Ancaman nuklir Washington ini, lanjut Kwan-il, bukan hal yang baru terjadi. Akan tetapi, ancaman ini benar-benar sudah ditetapkan ke dalam kebijakan selama puluhan tahun.

"Inilah mengapa kami memilih senjata nuklir sebagai penangkal dan akan terus memperkuatnya. Kalau Amerika tidak mengancam kami dengan nuklir, kami pasti bisa menjalankan kehidupan kami dengan damai dan tidak lagi membutuhkannya (senjata nuklir)," kata dia, menegaskan.

Intip Peluang Timnas Indonesia U-23 Berlaga di Olimpiade Paris 2024

Kwan-il juga mengklaim bahwa pihaknya telah berupaya untuk mengurangi ancaman nuklir AS dengan cara menciptakan kawasan bebas nuklir di Semenanjung Korea melalui dialog dan negosiasi. Namun upaya ini tak membuahkan hasil.

Seperti diketahui, Korea Utara menuding AS telah merencanakan serangan nuklir sejak 1950-an, di mana Washington kali pertama menempatkan sejumlah senjata nuklirnya di Korea Selatan.

Sementara pada akhir 1960-an, AS juga diduga telah melakukan serangkaian latihan militer bersama untuk memakai senjata nuklir di Seoul, ibu kota Korea Selatan.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya