AS Tolak Kaitkan Pembunuhan Dubes Rusia dengan Gulen

Ulama Turki yang mengungsi di AS, Fethulleh Gulen, dituduh melakukan makar oleh Pemerintah Turki.
Sumber :
  • REUTERS/Charles Mostoller

VIVA.co.id – Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menolak mengaitkan pembunuhan Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov, dengan tokoh pembangkang Fethullah Gulen. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, John Kirby, menilai masih terlalu dini menyimpulkan siapa dalang di balik aksi teror tersebut.

Jokowi Siap Tindaklanjuti Rekomendasi Komnas HAM Soal Laskar FPI

Meski begitu, pihaknya meyakini adanya keterlibatan teroris dalam pembunuhan Karlov. "Saya tidak berpikir itu membantu siapa pun untuk berprasangka atas hasil penyelidikan ini," kata Kirby, seperti dikutip situs Anadolu Agency, Rabu 21 Desember 2016.

Menurutnya, semua pihak harus fokus sampai penyelidikan akhir sebagai bentuk penghormatan bagi diplomat yang tewas dalam bertugas serta keluarga yang ditinggalkannya. Para pejabat keamanan Turki menyebut penyelidikan sedang berlangsung, termasuk motif dari tersangka yang juga berprofesi sebagai polisi antihuru-hara bernama Mevlut Mert Altintas (22).

Tembak-Menembak di Intan Jaya Papua, TNI Rebut Senjata OPM

Sejumlah media mengaitkan Altintas, yang tewas ditembak pasukan khusus Turki, dengan pemimpin organisasi teror yang dilarang pemerintah dan kini tinggal di AS, Fetullah Gulen. Ia bersama Feto, organisasi bentukannya, dituding mendalangi upaya kudeta militer gagal pada Juli lalu.

Kirby langsung menolak setiap tuduhan bahwa AS mungkin telah terlibat dalam pembunuhan Karlov karena melindungi Gulen. Alasan ini diungkap karena Turki terus mendesak AS untuk mengekstradisi Gulen namun ditolak.

Kasus Penembakan Warga di Makassar, 12 Polisi Disanksi Disiplin

Sebagaimana diketahui, Karlov yang ditembak mati di galeri foto di Ankara pada Senin lalu merupakan duta besar asing pertama yang dibunuh di Turki.

Ankara sebelum insiden ini adalah tempat yang aman untuk para diplomat dan duta besar. Memang, Karlov yang hadir di galeri foto di mana dia ditembak mati, tanpa dikawal seorang bodyguard dan hanya ditemani istrinya.

Diplomat terakhir yang dibunuh di Turki adalah Konsul Jenderal Israel di Istanbul, Efraim Elrom, pada 1971. Saat itu Elrom diculik kelompok militan kiri yang menuntut pembebasan teman-teman mereka di penjara. Mereka menembak mati Elrom setelah tuntutan mereka tidak dipenuhi.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya