Tiga Kasus Flu Burung Melanda China Pekan ini

Polisi Hong Kong saat hadapi wabah flu burung beberapa tahun lalu.
Sumber :
  • REUTERS / Bobby Yip

VIVA.co.id – China telah menemukan dua kasus infeksi flu burung pada manusia. Dengan demikian, total minggu ini sudah tiga kasus serupa melanda negeri Tirai Bambu.

Top Trending: Sosok Pendeta Gilbert Singgung Salat hingga Turis Korea Lakukan Aksi Tak Senonoh

Hal ini memicu kekhawatiran soal penyebaran virus mematikan tersebut di saat negara-negara Asia lainnya berjuang untuk mengendalikannya.

Komisi Keluarga Berencana dan Kesehatan Kota Shanghai melaporkan, seperti dikutip situs Reuters, Kamis, 22 Desember 2016, bahwa seorang pria didiagnosis terjangkit flu H7N9 setelah melakukan perjalanan dari Provinsi Jiangsu. Shanghai adalah kota terpadat di China dengan lebih dari 24 juta jiwa.

6 Tips untuk Liburan yang Lebih Lancar saat ke Korea Selatan

Sedikit informasi, H7N9 merupakan salah satu virus yang paling mematikan dan lebih mudah ditularkan ke manusia dibanding H5N1. Virus ini hanya ditemukan pada hewan burung atau unggas.

Sementara di Xiamen, sebuah kota di Provinsi Fujian China Timur, pemerintah daerah setempat memerintahkan penghentian penjualan unggas dari sejak Kamis di Distrik Siming, setelah seorang pria berusia 44 tahun didiagnosis terkena flu H7N9 pada Minggu.

Kia Bakal Luncurkan Mobil Listrik Harga Terjangkau Tahun InI

Saat ini, pria yang identitasnya disembunyikan tersebut sedang dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi stabil. Xiamen sendiri merupakan kota yang memiliki populasi sekitar 3,5 juta jiwa.

Insiden sebelumnya datang dari Hong Kong setelah dikonfirmasi seorang pria tua didiagnosis terjangkit flu H7N9 pada awal pekan ini.

Musim dingin dan semi adalah saat yang tepat bagi flu burung untuk 'menyerang' unggas dan seluruh petani China, Jepang dan Korea Selatan, telah dalam beberapa tahun terakhir, terus meningkat sterilisasi kandang, teknik penahanan hewan, pemberian vaksin dan vitamin serta membangun atap untuk melindungi unggas.

Mencuatnya kasus flu burung ini semakin mengkhawatirkan di saat China sedang mempersiapkan Tahun Baru Imlek pada akhir Januari 2017, di mana permintaan akan unggas sedang tinggi-tingginya.

Kasus terakhir wabah flu burung di China daratan terjadi pada 2013 yang menewaskan 36 orang dan menyebabkan kerugian ekonomi di sektor pertanian yang mencapai US$6,5 miliar (Rp87,43 triliun).

China resmi melarang impor unggas dan produk-produk terkait dari 60 negara di mana terdapat wabah flu burung, pada Rabu kemarin.

Sekitar 20 juta ekor unggas, yang hampir seperempatnya berasal dari Korea Selatan, telah dimusnahkan untuk mengendalikan wabah. Penyakit ini telah menyebar ke wilayah Asia lainnya seperti Jepang.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya