Polisi Australia Gagalkan Tiga Teror Bom Jelang Natal

Kota Melbourne, Australia.
Sumber :
  • visitmelbourne

VIVA.co.id – Kepolisian Federal Australia berhasil menggagalkan rencana penyerangan di tiga situs terkemuka di kota Melbourne, pada Jumat. Mereka menemukan alat peledak dan senjata lainnya untuk menyerang Stasiun Kereta Api Flinders St, Federation Square, dan Gereja Katedral St Paul, pada malam Natal nanti.

Bantu Perangi Terorisme di Afrika, Adakah Niat Terselubung Amerika?

Mengutip situs Reuters, Jumat, 23 Desember 2016, enam orang pria dan seorang perempuan dibekuk oleh polisi melakukan penggrebekan di Melbourne, kota terbesar kedua di Australia. Ketujuh tersangka rata-rata berusia 20 tahun.

Empat pria adalah kelahiran Australia keturunan Lebanon, sementara dua lainnya adalah warga negara Australia kelahiran Mesir. Keenam pria tersebut dalam proses meja hijau, sedangkan terduga perempuan dibebaskan bersyarat.

Siswa SMA Buat Prank Teror Bom Koja Trade Mall Bawa Nama Noordin M Top Saat Kelas Berlangsung

Kepala Kepolisian Victoria, Graham Ashton, mengungkapkan rencana peledakan bom ketujuh muda-mudi itu terinspirasi oleh propaganda kelompok militan ISIS. Lebih dari itu, Ashton mengatakan rencana itu merupakan serangan berbagai cara (multi-mode), meledakan bom serta menyerang menggunakan senjata api.

"Kami mengumpulkan bukti-bukti pembuat alat peledak impovisasi. Tentu saja (ada) potensi cukup banyak orang yang akan terluka atau tewas dalam serangan ini," kata Ashton. Lebih lanjut, polisi tidak membocorkan bagaimana atau di mana perangkat berbahaya tersebut akan diledakkan.

Polisi Tangkap 6 Siswa SMA yang Prank Teror Bom Koja Trade Mall Bawa Nama Noordin M Top

Sementara Komisaris Polisi Federal Australia, Andrew Colvin meyakini mereka adalah kelompok radikal dan jaringan propaganda online.

"Dari peristiwa yang telah kita lihat selama beberapa tahun terakhir di Australia, kasus ini paling menarik perhatian saya dari kasus lain. Mereka bergerak sangat cepat dari kemampuan mereka yang sedang dikembangkan, dengan perencanaan yang cukup progresif," ungkap Colvin.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull menegaskan negaranya tidak boleh gentar karena dunia mengenal Australia sebagai negara multikultural.

"Apa yang para tersangka rencanakan bukanlah bagian dari sebuah keyakinan dan bukan tindakan taat agama. Teror itu perencanaan tindak kejahatan dan termasuk tindak pidana. Kami berkumpul di tempat-tempat umum untuk merayakan Natal malam tahun baru. Ini adalah waktu kebahagiaan dan sukacita," papar Turnbull.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya