Kematian Rafsanjani Bisa Pengaruhi Kebijakan AS ke Iran

Mantan Presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani.
Sumber :
  • Reuters.

VIVA.co.id - Meninggalnya mantan Presiden Iran, Akbar Hashemi Rafsanjani, akhir pekan lalu, mengundang reaksi dari berbagai pihak. Kematian Rafsanjani disebutkan bisa memengaruhi kebijakan pemerintah Amerika Serikat kepada Iran ke depan.

Rizal Ramli Meninggal Dunia, Sri Mulyani: Selamat Beristirahat di Sisi Terbaik Allah SWT

Direktur Program Studi Iran Universitas Stanford, Abbas Milani mengatakan, kematian mantan Presiden Iran itu tak terjadi pada saat yang cukup baik, yakni ketika Presiden terpilih AS, Donald Trump bersiap menggantikan pemerintahan AS. Milani memprediksi, kematian Rafsanjani bisa berdampak pada kebijakan AS di bawah Trump.

"Dengan apa yang terjadi di AS, dan ketidakstabilan mungkin muncul dalam kebijakan AS. Anda memerlukan suara yang berpengaruh dan pragmatisme. Dia adalah suara itu," ujar Milani seperti dilansir dari laman Reuters, Senin 9 Januari 2017.

Bambang Kristiono Sang ‘Samurai Prabowo’ Meninggal Dunia

Pakar Studi Iran itu berpendapat, hilangnya suara Rafsanjani itu bisa membuat tim Trump melakukan kesalahan perhitungan kebijakan AS, yang akhirnya bisa melahirkan respons merusak, lebih radikal, dan lebih masuk akal dari Rezim Iran.

Selama kampanyenya lalu, Trump mengatakan, akan membatalkan perjanjian dengan Iran yang mana sebelumnya setuju menghentikan program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi.

Sekjen Gerindra: Desmond Mahesa Orang yang Kritis dan Sangat Mencintai Partainya

Trump saat itu menyebutkan, kesepakatan itu merupakan 'kesepakatan buruk yang pernah dinegosiasikan'. Trump juga mengatakan, tidak akan 'merusak' kesepakatan nuklir, tetapi dia akan tetap 'menjaga kontrak tersebut dengan segala keterbatasan AS'.

Pejabat Departemen Luar Negeri AS, menggambarkan Rafsanjani sebagai tokoh penting dalam sejarah Republik Islam Iran.

"Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan orang-orang yang mencintainya," tulis pejabat departemen tersebut.

Sementaraitu, pemimpin tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khameini mengatakan, meski dia berbeda pandangan politik dengan Rafsanjani, tetapi hal itu tak memengaruhi persahabatan yang berjalan selama 60 tahun.

"Upaya orang-orang jahat yang mencoba mengambil keuntungan dari perbedaan pendapat kami, tak pernah memengaruhi sikap sahajanya kepada saya," kata Khameini.

Sementara itu, Pemerintah Bahrain mengucapkan duka atas meninggalnya Rafsanjani. Menteri Luar Negeri Bahrain, Sheikh Khaled bin Ahmed al-Khalifa menyampikan duka melalui Twitter. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya