Banjir di Thailand Renggut Nyawa Puluhan Warga

Penduduk Kota Nakhon di Provinsi Thammarat, Thailand, melalui jalan yang dilanda banjir.
Sumber :
  • REUTERS/Wirittipon Withandetsit

VIVA.co.id – Banjir bandang yang melanda Thailand bagian selatan sejak sepekan lalu dikabarkan telah menewaskan 21 orang.  Banjir itu memberikan dampak buruk pada warga dan bisnis setempat.

Thailand Prime Minister Welcomes Albino Buffalo to Government House

Akibat hujan berintensitas tinggi ini, sebanyak 12 dari 67 provinsi di Thailand terendam banjir. Tak tanggung-tanggung, ketinggian banjir bahkan menenggelamkan rumah warga dan jalan raya.

Diberitakan oleh Channel News Asia, 9 Januari 2017, banjir ini semakin meluas di selatan Thailand dan menekan produksi karet di wilayah tersebut. Selain berdampak buruk terhadap kehidupan warga dan sektor bisnis, banjir juga melumpuhkan infrastruktur. "Kami telah mengirim pasukan militer, polisi dan Kementerian Dalam Negeri untuk meringankan situasi," ujar Wakil Perdana Menteri Prawit Wongsuwan.

RUU Sah, Thailand Akan Jadi Negara ASEAN Pertama yang Legalkan Pernikahan Sesama Jenis

Pemerintah mengatakan musim hujan di Thailand biasanya berakhir pada akhir November. Hujan lebat dan banjir jarang terjadi pada bulan Januari. Dilaporkan oleh Departemen Pencegahan Bencana dan Mitigasi, korban tewas akibat banjir mencapai 21 orang dan lebih dari 330.000 rumah terendam air bahkan beberapa di antaranya tenggelam. Bandara utama di provinsi Nakhon Si Thammarat selatan juga akan ditutup dalam beberapa hari mnedatang. Sebuah rute kereta api yang menghubungkan Bangkok dan Nakhon Si Thammarat juga telah ditangguhkan.

Thailand Selatan dikenal sebagai penghasil karet terbesar di dunia. Uthai Sonlucksub, presiden Nature Rubber Council Thailand menyatakan banjir kali ini dinilai sebagai banjir terburuk sepanjang tahun terakhir bagi petani karet.

Kerbau Albino Diundang ke Gedung Pemerintah, Harganya Rp7,8 Miliar

"Ini dampak terburuk yang kami alami dalam 10 tahun. Banjir yang sangat besar. Masalahnya adalah tahun ini kami (petani karet) mengalami dua hal, yaitu kekeringan dan banjir bandang," ungkap Uthai. Ia menambahkan harga karet diprediksi mengalami lonjakan pada tahun ini karena jumlah permintaan akan diatur sesuai pasokan.

"Saya mendapat banyak pesanan dari China, namun kami tidak yakin jika kami mampu untuk memenuhi pesanan tersebut karena banjir merenggut segalanya. Jika mereka ingin membeli (karet), kami terpaksa menawarkan dengan harga yang lebih tinggi dari biasanya," katanya.

Belasan Provinsi

Di samping itu, menurut The Bangkok Post, hujan berat diprediksi akan melanda 13 provinsi dari hari ini hingga Selasa karena tekanan rendah di Laut Andaman, pantai selatan dan pantai barat. Menurut Badan Meteorologi, tekanan ini bergerak perlahan secara aktif ke utara Teluk Martaban dan Myanmar.

Ketiga belas provinsi yang akan diguyur hujan deras yaitu Phetchaburi dan Prachuap Khiri Khan di kawasan pusat, Chumphon, Surat Thani, Nakhon Si Thammarat, Phatthalung, Songkhla, Ranong, Phangnga, Phuket, Krabi, Trang dan Satun Selatan.

Warga dihimbau untuk waspada terhadap perubahan iklim tak menentu dan kondisi cuaca buruk. Kemungkinan, banjir bandang akan berlanjut sampai 10 Januari. Monsun timur laut yang kuat masih mendera Teluk Thailand dan kota-kota di Selatan Thailand.

Angin ini memicu gelombang setinggi 2-3 meter di Teluk dan Laut Andaman. Masyarakat harus menjauh dari kawasan perairan. Semua kapal diminta untuk siaga dan perahu-perahu kecil dilarang berlayar untuk beberapa hari ke depan.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya