Perempuan Keturunan Arab Jadi Penasehat Senior Donald Trump

Dina Habib Powell.
Sumber :
  • https://cpc.gov.ae

VIVA.co.id – Eksekutif Goldman Sachs, Dina Habib Powell (43), bergabung ke dalam Kabinet Presiden terpilih Amerika Serikat terpilih, Donald John Trump. Ia akan menjabat sebagai Staf Presiden dan Penasehat Senior yang membidani masalah kewirausahaan, pertumbuhan ekonomi serta pemberdayaan perempuan.

10 Prediksi The Simpsons di 2022, Ada Ivanka Trump

Menurut laman Arabnews, Senin 16 Januari 2017, ini kali kedua Powell bergabung di pemerintahan. Sebelumnya, ia pernah menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri era pemerintahan George Walker Bush.

Terpilihnya Powell seperti istimewa, karena ia adalah perempuan keturunan Arab-Amerika pertama. Selain itu, ia dipuji sebagai seseorang dengan 'bakat luar biasa' dan 'rekor sempurna dalam pelayanan publik serta karir yang hebat di industri keuangan swasta'.

Donald Trump dan Kedua Anaknya Akan Diperiksa Terkait Penipuan

"Dina Powell sosok yang 'sempurna'. Dia telah diakui sebagai pengawas strategis yang menangani berbagai aspek pengembangan bisnis dan usaha kewirausahaan serta pemberdayaan perempuan," kata Trump.

Selain menjadi petinggi Goldman Sachs, Powell juga sebagai penasehat sekaligus teman dekat Ivanka Trump. Dia lah yang pertama kali menawarkan Powell mengenai pemrograman perempuan.

Donald Trump Ambil Surat Cinta Kim Jong Un dari Gedung Putih

Langkah ini menunjukkan cara Ivanka dalam memanifestasikan dirinya di pemerintahan ayahnya. Ia pun berjanji bila ayahnya terpilih maka dirinya akan fokus pada isu-isu kesetaraan upah dan cuti keluarga bagi pekerja.

"Kebijakan yang memungkinkan perempuan dengan anak-anak untuk berkembang seharusnya tidak menjadi hal baru. Mereka harus menjadi norma," ungkap Ivanka.

Ivanka Trump.

Ivanka Trump.

Keberadaan Powell di 'ring-1' Trump juga berperan kunci dalam membantu masuk taipan properti itu untuk 'mencairkan' pandangan negatif kaum perempuan AS terhadap dirinya.

Seperti diketahui, dalam kampanyenya dahulu, Trump sempat membuat pernyataan kontroversi seperti akan memberi hukuman bagi perempuan yang melakukan aborsi serta rekaman video bocor tentang penyerangan dan pelecehan seksual terhadap perempuan.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya