Wali Kota di Prancis Tolak Menu Selain Babi di Sekolah

Umat Muslim di Prancis sedang ibadah salat.
Sumber :
  • http://aplus.com

VIVA.co.id – Seorang kepala daerah di wilayah Prancis Barat bersikap diskriminatif terhadap para murid sekolah dasar yang beragama Muslim karena tidak akan memberikan menu makanan alternatif selain babi.

MasyaAllah! Negara Bagian di Eropa Ini Izinkan Guru Memakai Jilbab Setelah 18 Tahun Dilarang

Wali Kota Saint-Seurin-sur-l'Isle, Marcel Berthomé mengatakan, SD di wilayahnya tidak memiliki uang untuk menawarkan menu makanan lain selain babi. Oleh karena itu, ia mendesak para siswa Muslim agar bersedia makan siang dengan lauk babi.

"Kami tidak punya uang. Anda makan (babi) atau Anda pergi. Ini bukan keputusan bermotif politik. Kota ini penuh utang dan kami tidak mampu memasak dua piring dengan menu yang berbeda setiap hari," kata Berthomé, seperti dikutip situs Express, Kamis, 19 Januari 2017.

Pria Muslim Ditegur Petugas Keamanan Setelah Salat di Stasiun Kereta Kanada

Hal ini membuat para orangtua murid Muslim marah karena seolah-olah anak-anak mereka sedang didiskriminasi. Padahal mereka membayar pajak seperti warga Saint-Seurin lainnya. Salah satunya Sonia. Ia mengaku sangat kecewa atas pernyataan sang Wali kota.

"Dia (Berthomé) mengambil keputusan ini sepihak. Kita, sebagai orangtua, tidak ikut diajak konsultasi. Saya seorang Muslim tapi saya juga warga negara. Kita tidak berbeda dari orang lain. Kami membayar pajak lokal dan kami membayar makanan sekolah anak-anak kita. Tidak pantas dia bicara seperti itu," katanya, menegaskan.

Sekolah Kembali Dibuka Usai Protes Larangan Berhijab di India

"Apa sulitnya memasak 10-15 potong roti daging sapi satu atau dua kali seminggu?" katanya. Namun, lagi-lagi, Berhomé tetap bersikukuh dengan keputusannya yang tidak memberikan menu makanan alternatif untuk 'alasan keuangan'.

Penghancuran rumah warga Muslim di India

5 Wilayah di India yang Paling Anti-Muslim

Insiden anti-Muslim di India rata-rata terjadi lebih dari satu kali dalam sehari, pada paruh pertama 2023, dan paling banyak terjadi di negara-negara bagian India.

img_title
VIVA.co.id
26 September 2023