Gara-gara Soekarno, Hubungan RI-Sudan Makin Erat

Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Dody Handoko

VIVA.co.id – Kedekatan hubungan antara Indonesia dengan Sudan, terjalin sejak 1960. Kala itu, Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Soekarno dan Sudan di masa kepemimpinan Presiden Ismail Al-Azhany.

Kisah Heroik Anggota TNI Keturunan Tionghoa Tak Bocorkan Rahasia Negara Meski Disiksa Musuh

Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Abd Alrahim Al Siddig mengatakan, usai negaranya bebas sanksi dari Amerika Serikat, kini Sudan tampil lebih berani untuk membuka kerja sama ekonomi di berbagai bidang.

Salah satunya, mengajak investor dan perusahaan dari Indonesia. "Kami memandang Indonesia, merupakan negara yang memiliki potensi besar. Hingga kini, Sudan telah mengimpor obat-obatan, mobil, baterai, dan mi instan dari Indonesia," kata Dubes Al Siddig, di Jakarta, Kamis 19 Januari 2017.

Selain Jaya Baya, Ini 7 Tipe Pemimpin Indonesia Menurut Ramalan Ranggawarsita

Menurutnya, hubungan diplomatik kedua negara meliputi bidang politik, pendidikan, ekonomi, perdagangan, dan agrikultur.

"Saat itu, dalam Konferensi Bandung 1955, Presiden Soekarno mengangkat bendera Sudan untuk pertama kalinya. Sebuah kain berwarna putih, bertuliskan 'Sudan' di tengah kain itu dan berwarna merah. Dia (Soekarno) membawanya," kata Dubes Al Siddig, bercerita.

Museum Kepresidenan RI Gelar Walking Tour Gratis

"Ia (Presiden Soekarno) lalu menyerukan 'Ini bendera Sudan. Sudan kini telah bebas, telah merdeka!' Bendera itu kini tersimpan rapih di Museum Asia Afrika di Bandung". Tak hanya itu, Dubes Al Siddig juga mengatakan bahwa kerja sama pendidikan telah terjalin sejak lama.

Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Abd Alrahim Al Siddig.

Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Abd Alrahim Al Siddig (VIVA.co.id / Avra Augesty).

Ia menjelaskan, negaranya telah memberikan sejumlah beasiswa bagi warga Indonesia yang ingin belajar di Sudan. Saat ini, tercatat sebanyak 800 mahasiswa Indonesia melanjutkan kuliah, mulai dari S1-S3. "Tahun lalu saja, Sudan sudah memberikan 30 beasiswa," paparnya.

Dicabutnya sanksi ekonomi oleh Presiden AS Barack Obama, merupakan 'bingkisan indah', karena dibarengi dengan Hari Kemerdekaan Sudan ke-61.

"Bagi kami pencabutan sanksi ekonomi adalah kado terindah. Ini hadiah istimewa untuk menyambut perayaan Hari Kemerdekaan Sudan pekan depan," tutur Dubes Al Siddig. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya