Usai Pelantikan, Aksi Anti Trump Berlanjut di Portland

Donald Trump
Sumber :
  • REUTERS/Rick Wilking

VIVA.co.id – Lebih dari 8.000 pengunjuk rasa dari beberapa kelompok berkumpul di alun-alun Portland, Pioneer Courthouse Square, Oregon, Amerika Serikat, Jumat, 20 Januari 2017, sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Aksi ini digelar untuk menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.

Donald Trump dan Kedua Anaknya Akan Diperiksa Terkait Penipuan

Seperti dilansir Sputnik News, Sabtu, 21 Januari 2017, pengunjuk rasa menolak untuk mengabarkan rencana aksi mereka kepada Departemen Kepolisian Portland.  Mereka menegaskan akan menduduki jalan-jalan sesuka hati mereka. "Ini jalan siapa? Ini jalan kami!" ujar mereka berteriak. 

Polisi yang mengenakan rompi anti peluru bersiaga di hadapan pengunjuk rasa. Mereka tidak akan membiarkan para demonstran menyeberangi salah satu jembatan yang melintasi Sungai Willamette. Jembatan tersebut merupakan salah satu akses menuju kota. 

Donald Trump Ambil Surat Cinta Kim Jong Un dari Gedung Putih

Jika para demonstran berhasil menerobos barikade polisi, dikhawatirkan dapat mengganggu kelancaran lalu lintas masuk dan keluar kota.

"Aku tak melihat adanya kekerasan di sini. Tanggalkan rompi anti pelurumu!" kata para pengunjuk rasa berteriak kepada para polisi yang menghadangnya.

5 Fakta Tewasnya Jenderal Qassem Soleimani, Iran Akan Balas Dendam?

Setelah pemilu Amerika Serikat pada November lalu, di mana Trump mengalahkan Hillary, aksi anarki terjadi di Portland. Akibatnya, properti publik dan swasta rusak hingga menimbulkan kerugian hingga jutaan dollar AS.

Polisi menyerukan kepada demonstran, agar mereka kembali ke jalan-jalan tertentu di pusat kota sehingga demo dapat dilakukan dengan damai dan polisi tidak perlu menutup jalan.

Beberapa laporan menyebutkan, sejumlah bola es dan telur dilemparkan ke arah polisi yang berjaga di sekitar Capitol, menjelang pengambilan sumpah Trump, Jumat, 20 Januari 2017. 

Polisi bereaksi dengan menyemprotkan merica ke arah para demonstran. "Menanggapi pertanyaan itu, polisi hanya menggunakan semprotan merica selama kerusuhan terjadi, tak ada gas air mata," kata Kepolisian Portland lewat akun Twitter-nya. (mus)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya