Di Bawah Trump, Kerja Sama Pertahanan AS - RI Akan Meningkat

Ilustrasi Industri Pertahanan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA.co.id – Donald Trump resmi dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) pada 20 Januari 2017. Setelah resmi menjadi presiden, Trump diprediksi akan meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan (Hankam). 

Jimly Asshiddiqie: Menlu AS Datang Bujuk RI Tak Berpihak ke China

"Menurut saya kalau kerja sama Hankam mungkin naik, karena bagi Amerika sepanjang kita beli senjata, beli pesawat, saya kira akan meningkat," ujar anggota Dewan Pengawas Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE), Oni Bintaro, saat diskusi bertajuk Donald Trump Sebagai Presiden AS dan Impaknya Terhadap Indonesia di Kawasan Menteng, Jakarta Sabtu, 21 Januari 2017.

Menurut Oni, meski Indonesia pernah hangat Isu HAM, tapi sepanjang Indonesia masih membeli senjata kepada Negeri Paman Sam itu, kerja sama akan Hankam akan tetap bertahan. 

DPR Ingatkan Prabowo Jangan Beli Jet Tempur Bekas

Menurut isu yang beredar, Trump akan melakukan perombakan kebijakan yang bertolak belakang  dengan Presiden AS sebelumnya, Barack Obama. Seperti di bidang perpajakan, Trump akan melakukan pengurangan pajak hingga US$9 triliun, terutama dari kalangan berpenghasilan tinggi dan pajak korporasi. 

Lalu terkait pengeluaran pemerintah, 75 persen turunnya penerimaan negara akan dikompensasi dengan pemotongan anggaran. Soal perdagangan, akan ada pemberlakuan tarif 35 sampai 45 persen untuk China dan Meksiko. 

Prabowo Akan ke Amerika Bahas Kerja Sama Pertahanan dengan Menhan AS

Untuk imigrasi, akan ada pemulangan atau deportasi sekitar 600 ribu orang per tahun imigran ilegal. Terakhir upah minimum, Trump akan menaikkan upah minimum lembur menjadi US$ 15 per jam. (mus)

Menlu AS Mike Pompeo bersama Menlu RI Retno Marsudi

AS Perpanjang Pembebasan Tarif Bea Masuk untuk Indonesia

Keputusan tersebut diambil setelah USTR melakukan review terhadap fasilitas GSP untuk Indonesia sejak 2018.

img_title
VIVA.co.id
1 November 2020