Tiga WNI yang 'Hilang' Ternyata Disandera di Filipina

Duta Besar Indonesia untuk Filipina Johny Lumintang (keempat kanan) didampingi Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal (ketiga kanan), di Terminal 1 VIP Bandara Soekarno Hatta pada 2016.
Sumber :
  • ANTARA/Lucky R.

VIVA.co.id – Tiga nelayan asal Indonesia – yang dikabarkan hilang pada Jumat, 20 Januari 2017 – dikabarkan kini berada di Pulau Sulu, Filipina Selatan. Informasi ini diperoleh setelah salah satu nelayan berkomunikasi dengan keluarganya yang berada di negara bagian Sabah, Malaysia. Mereka ternyata disandera.

RI Upayakan 2 WNI Sandera Abu Sayyaf Bisa Cepat Pulang

"Sumber-sumber terpercaya kita di lapangan sudah mengonfirmasi bahwa tiga WNI tersebut telah dibawa ke Pulau Sulu. Pihak keluarga juga telah berkomunikasi dengan salah satu nelayan yang mengatakan bahwa mereka disandera di wilayah Filipina," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia dari Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, kepada VIVA.co.id, Senin 23 Januari 2017.

Ia juga mengungkapkan, sampai saat ini, Otoritas Malaysia masih melakukan penyelidikan. Sementara tiga kapal lainnya yang diduga menyaksikan kejadian tersebut hingga kemarin belum merapat sehingga pemerintah Malaysia belum bisa menyimpulkan lebih lanjut.

Tiga WNI Sandera Abu Sayyaf Sudah Diserahkan pada Keluarga

Seperti diketahui, Jumat pekan kemarin, Perwakilan Indonesia di Malaysia menerima informasi mengenai ditemukannya sebuah kapal nelayan dengan nomor registrasi BN 883/4/F yang bergerak tanpa awak.

Kapal tersebut ditemukan pukul 13.09 waktu setempat di Perairan Taganak, Sabah. Menurut informasi, para nelayan yang hilang diidentifikasi sebagai Hamdan bin Salim, Subandu bin Sattu dan Sudarling Samansung.

Dua WNI Masih Disandera Abu Sayyaf

Kepala Komando Mindanao Barat, Mayjen Carlio Galvez Jr., membenarkan kabar penculikan tiga awak kapal penangkap ikan asing tersebut.

Para korban, termasuk di antara enam orang awak sebuah kapal nelayan Sandakan, yang awalnya dilaporkan hilang setelah serangan oleh kelompok bersenjata di perbatasan laut Filipina dan Malaysia.

"Berdasarkan daftar yang diberikan oleh Kepolisian Indonesia, para korban penculikan diidentifikasi sebagai Hamdan bin Salim, Subandu bin Sattu dan Sudarling Samansung. Hingga saat ini nasib ketiganya belum diketahui," kata Galvez. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya