Raja Arab Saudi Sambangi RI, Waspadai Pihak 'Pengganggu'

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Rencana kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud ke Indonesia pada awal Maret 2017, sejatinya untuk membangun kerja sama bilateral yang kuat antarkedua negara.

Lowongan Masinis Perempuan di Saudi Dibanjiri 28 Ribu Pelamar

Namun, kedatangan Raja Saudi ini juga harus diwaspadai untuk menangkal pihak-pihak yang berusaha memanfaatkan situasi dan kondisi di Indonesia saat ini, mengingat aksi demonstrasi organisasi masyarakat (ormas) masih marak terjadi.

"Saya lihat ini (kedatangan Raja Salman) netral ya. Lebih kepada hubungan kerja sama kedua negara. Meski begitu, kita tetap harus waspada terhadap maraknya aksi demonstrasi ormas jangan sampai kehadirannya dijadikan simbol yang menimbulkan resistensi terhadap kelompok-kelompok tertentu. Kita harus menghormati kedatangannya," kata guru besar hubungan internasional, Tirta Mursitama kepada VIVA.co.id, Kamis 26 Januari 2017.

Sosok Kriangkrai, PRT Sebabkan Sejarah Berdarah Thailand-Arab Saudi

Ia melanjutkan, hubungan Arab Saudi dan Indonesia sangat kuat, karena keduanya sama-sama memiliki penduduk Muslim terbanyak di dunia. Menurutnya, Arab Saudi ingin semakin erat dengan Indonesia, di mana hal ini terbukti sejak penambahan kuota haji sebesar 50 ribu orang yang diberlakukan tahun lalu.

Selain itu, kunjungan Raja Salman ke Indonesia, juga dianggapnya sebagai bentuk penghormatan dari pemerintah Arab Saudi kepada Indonesia.

Arab Saudi-Thailand Berselisih 30 Tahun karena PRT Pangeran

"Kabar ini sangat luar biasa. Jadi, saya melihat, kalau kunjungan Raja Salman merupakan penghormatan dari Arab Saudi kepada Indonesia. Hubungan ini tentu harus dijaga erat," ungkapnya.

Meski begitu, Tirta menyebut hubungan Riyadh-Jakarta ini bukanlah poros, melainkan bentuk solidaritas.

"Saya tidak menyebutnya sebagai poros. Tetapi, Arab Saudi dan Indonesia mayoritas Muslim, sehingga saat keduanya bertemu harus bisa menampilkan wajah-wajah Muslim yang teduh dan damai," tuturnya.

Sebelumnya, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, pada Rabu lalu, menyebutkan, kunjungan bersejarah ini sudah sangat lama dinantikan oleh pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia, sejak kunjungan bersejarah Raja Faisal bin Abdul Aziz ke Indonesia 47 tahun silam, atau tepatnya Juni 1970.

Dubes Agus juga mengatakan, kunjungan kenegaraan ini akan menjadi 'kunjungan megah' Raja Salman, karena jumlah rombongan yang dibawanya sangat besar.

"Kita fokus dan berupaya mengoptimalkan kunjungan ini. Untuk semua peluang kerja sama bilateral di berbagai sektor. Sebab, sangat terbuka luas untuk peningkatan hubungan kedua negara," kata dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya