7 Negara yang Dilarang Trump Bukan Penyebab Warga AS Tewas?

Presiden AS Donald Trump. Kebijakannya dinilai akan membuat guncangan dunia.
Sumber :
  • REUTERS/J. Scott Applewhite/Pool

VIVA.co.id – Setelah sepekan mengeluarkan perintah eksekutif (executive order) untuk memulangkan pengungsi dan imigran dari tujuh negara mayoritas Muslim, Presiden Amerika Serikat, Donald John Trump, dalam akun Twitter-nya, @realDonaldTrump, mengeluarkan pernyataan soal “pengusiran” tersebut.

Donald Trump Junior Habiskan Duit Rakyat Rp1 Miliar Saat Berburu Domba

"Jika larangan itu diumumkan dengan pemberitahuan satu minggu, 'kelakuan buruk' akan bergegas (pergi) dari negara kita selama minggu ini. Banyak 'orang jahat' (bad dudes) di luar sana, kawan!" kata Trump, dalam cuitan di akun Twitter, seperti dikutip VIVA.co.id, Selasa, 31 Januari 2017.

Ia melanjutkan, mencari teroris tidak ada yang lebih baik sebelum mereka memasuki Amerika Serikat. "Sebelum mereka bisa masuk ke negara kita, maka teroris haruslah dicari dan ditemukan. Ini adalah agenda besar dari kampanye saya. Mempelajari dunia!" ungkapnya.

Presiden Palestina Tolak Proposal Perdamaian Versi Trump

Namun, seorang netizen bernama Josh Mikel, melalui akun Twitter pribadinya, @Joshua_Mikel, menampik semua pernyataan pengusaha properti tersebut. Menurutnya, sejak 1975, warga AS, baik yang dibunuh maupun terbunuh, oleh serangan teror bukanlah berasal dari tujuh negara mayoritas Muslim.

"Tahukah Anda, Presiden Trump. Sejak tahun 1975, tidak ada satu pun rakyat Amerika yang dibunuh akibat serangan teror dari tujuh negara yang Anda larang masuk Amerika," kata Mikel.

Benarkah Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Tewas di Tangan AS?

Ia menambahkan, yang jelas, sejak 1975, sebanyak 3.000 rakyat AS justru mati terbunuh oleh warga yang berasal dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Mesir. "Tapi, Bapak Presiden, tolong jelaskan lebih jauh tentang 'orang jahat' (bad dudes) yang Anda maksud untuk melindungi kita semua?" tutur Mikel, mempertanyakan.

"Dan, untuk kasih Tuhan, tolong ajarkan para pendukung Anda untuk menerima perbedaan ini".

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya