Teror Kanada, 4 Masjid Besar di Belanda Perketat Keamanan

Mobil ambulans di dekat penembakan di suatu masjid di Kota Quebec, Kanada.
Sumber :
  • REUTERS/Mathieu Belanger

VIVA.co.id – Empat dari masjid terbesar di Belanda yakni Masjid Biru di Amsterdam, Masjid As-Sunnah di Den Haag, Masjid Essalam di Rotterdam, serta Masjid Omar Al-Farouq di Utrecht, terpaksa mengunci pintu rapat-rapat selama menggelar ibadah salat lima waktu.

Kaledioskop 2021: Teroris Merebak Hingga Serangan ke Jantung Polri

Hal ini untuk menghindari serangan teror serupa yang melanda masjid di Quebec, Kanada, pada Minggu malam, pekan lalu. Dalam serangan tersebut, enam orang langsung tewas di tempat saat melaksanakan ibadah salat Isya.

Mengutip situs Aljazeera, Selasa, 31 Januari 2017, kamera keamanan (CCTV) tambahan juga dipasang di Masjid Biru, yang berada di pinggir kota barat daya Ibu Kota Belanda itu. Beberapa ribu umat Muslim Belanda menjalankan ibadah salat di empat masjid besar tersebut setiap hari.

Jepang Peringatkan Serangan Teroris, BIN Minta Masyarakat Waspada

"Tindakan main hakim sendiri seperti yang terjadi di Quebec justru berkontribusi menambah kebencian global terhadap Muslim," kata Ketua Dewan Masjid Belanda-Maroko (RMMN), Bouharrou.

Menurutnya, masjid adalah sebuah bangunan terbuka yang harus dapat diakses setiap saat dan setiap hari bagi semua orang yang mencari kedamaian dan ketenangan. Akan tetapi, akibat serangan teror di Kanada, Bouharrou mengungkapkan, pihaknya harus waspada terhadap serangan teror tersebut.

"Ini mengecewakan karena harus melakukan tindakan keamanan yang ketat. Tapi, kami harus melakukannya," ungkap dia.

Seperti diketahui, Belanda akan mengadakan pemilihan parlemen pada Maret 2017, dengan politisi anti-Islam, Geert Wilders, memimpin sementara dalam jajak pendapat.

Pornhub Samakan COVID-19 dengan Serangan Teroris 11 September

Wilders telah menganjurkan menutup semua masjid dan sekolah Islam dan melarang Al-Quran, jika dia menjadi Perdana Menteri Belanda.

Meskipun tidak ada ancaman spesifik terhadap aktivitas masjid di Belanda, Bouharrou mengatakan pihaknya berharap situasi tetap tenang, aman, dan damai serta tidak ingin mengaitkan aksi teror dengan perkembangan politik menjelang pemungutan suara, dua bulan lagi.

"Memang, ada kecemasan menjelang pemungutan suara. Seorang politisi seperti Wilders telah memiliki sudut pandang yang jelas (tentang Islam) selama beberapa tahun terakhir," kata Bouharrou.

Pada 2015, pelecehan Islamofobia di Belanda meningkat tajam dan setidaknya 446 insiden serangan kekerasan atau lisan dicatat, menurut polisi Belanda. Pada 2014, polisi mencatat 142 insiden tersebut. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya