Siapakah Sally Yates, Pjs Jaksa Agung AS yang Membangkang?

Pjs. Jaksa Agung AS, Sally Yates, yang dipecat Presiden Donald Trump.
Sumber :
  • REUTERS/Kevin Lamarque/File Photo

VIVA.co.id – Pejabat Sementara Jaksa Agung Amerika Serikat, Sally Yates, resmi dipecat oleh Presiden Donald Trump, lantaran menolak perintah, alias membangkang.

Donald Trump Junior Habiskan Duit Rakyat Rp1 Miliar Saat Berburu Domba

Ia tidak mau menuruti perintah Trump, untuk mendukung larangan masuk bagi para pengungsi dan pendatang dari tujuh negara bermayoritas umat Muslim ke AS.

Menurut Yates, membela aturan baru yang dikeluarkan Presiden Trump, tidak akan sejalan dengan prinsip yang dianut oleh Departemen Kehakiman, yaitu selalu mencari keadilan dan berpihak pada apa yang benar.

Presiden Palestina Tolak Proposal Perdamaian Versi Trump

Beberapa jam setelah komentar itu, Yates dipecat. Menurut Gedung Putih, Yates telah menghianati Departemen Kehakiman, dengan menolak menerapkan perintah yang legal yang dibuat untuk melindungi rakyat Amerika Serikat.

Siapakah Yates, si pembangkang ini? Mengutip situs CNN, Selasa 31 Januari 2017, perempuan berusia 56 tahun ini merupakan Jaksa Agung yang ditunjuk oleh Presiden Barack Obama. Ia pun anggota Partai Demokrat.

Benarkah Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Tewas di Tangan AS?

Posisinya yang acting, atau pejabat sementara (Pjs) ini memang sengaja, lantaran Trump punya calon pilihannya sendiri. Yakni, Senator Alabama Jeff Sessions, yang berasal dari Partai Republik.

Sebelumnya, Yates menjabat Wakil Jaksa Agung AS dan telah menghabiskan bertahun-tahun membela kebijakan pemerintahan Obama, seperti memperjuangkan perubahan pada sistem peradilan pidana dan membatasi penggunaan penjara swasta oleh pemerintah federal.

Yates berkuliah di University of Georgia. Tiga tahun setelah lulus dari UGA, ia memulai karirnya yang berlangsung hampir tiga dekade di Departemen Kehakiman. Kariri Yates dimulai pada akhir 1980, di mana ia bekerja sebagai Asisten Jaksa AS di Distrik Utara Georgia.

Demonstrasi anti-rasis di Atlanta, Georgia, AS.

Aksi protes warga AS terkait kebijakan rasis Presiden Trump.

Ia bekerja di saat departemennya digambarkan sebagai 'sarang kejahatan kerah putih dan korupsi politik'. Pada 1996, Yates mulai menunjukkan taringnya. Saat menjabat sebagai Jaksa Penuntut Umum, berhasil menjebloskan Eric Rudolph.

Rudolph diketahui sebagai pelaku bom di pusat kota Atlanta, saat gelaran Olimpiade. Pada 2010, Presiden Barack Obama menunjuknya menjalankan kantor pengacara AS lokal. Ini kali pertama seorang perempuan mencapai posisi tersebut.

Tak lama kemudian, karir Yates naik hingga menjadi Wakil Jaksa Agung, sebelum akhirnya menjabat Pjs Jaksa Agung. Ia menggantikan posisi Loretta Lynch. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya