Peringati Revolusi Islam, Iran Tegaskan Siap Hadapi Trump

Presiden Iran, Hassan Rouhani, berpidato saat peringatan Revolusi Islam Iran.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Jutaan rakyat Iran memenuhi jalan-jalan utama di seluruh negara tersebut. Mereka memperingati 38 tahun Revolusi Islam yang menandai kemenangan negara tersebut atas rezim yang dibekingi oleh pemerintah AS. Kali ini, Trump sebagai representasi Amerika Serikat menjadi fokus utama peringatan tersebut.

Presiden Iran: Donald Trump Bodoh

Diberitakan oleh Press TV, Jumat, 10 Februari 2017, sejak pagi, rakyat dari seluruh wilayah Iran dari berbagai kota memenuhi jalanan. Mereka memperingati Revolusi Iran yang terjadi pada 1979. Masa itu, 11 Februari 1979, negara Iran bertahan dan melakukan protes melawan tirani rezim monarki Pahlevi.

Di bawah komando pemimpin religius yang juga pemimpin spiritual Ayatullah Imam Khomeini, mereka menumbangkan rezim Syah Riza Pahlevi. Ayatullah Imam Khomeini kemudian dikenal sebagai arsitek besar Republik Islam Iran.

Iran Bersiap Buka Kembali Masjid-masjidnya

Di Teheran, Presiden Iran Hassan Rouhani sudah dijadwalkan menghadiri upacara di Azadi Square. Di lapangan tersebut, perayaan dilakukan dengan menggelar aerobatik dan terjun parasut. Sejumlah pejabat tinggi Iran juga terlihat bergabung dalam long march di jalan raya.

Acara tahun ini memiliki signifikansi lebih tinggi dan terlihat diarahkan agar menjadi salah satu kejadian besar di Iran menghadapi badai politik di Washington yang dimulai oleh Presiden AS Donald Trump, di mana salah satu titik politis Trump adalah melawan Teheran.

Trump Tetapkan Sanksi Baru, Ketegangan AS-Iran Kian Meningkat

Selama masa kampanye dan segera setelah dilantik menjadi Presiden AS pada 20 Januari 2017, Donald Trump secara serius mengancam Iran, termasuk mengancam perjanjian nuklir yang sudah disepakati antara Iran dengan negara P5+1, termasuk Amerika Serikat.

Trump bahkan menjuluki Iran sebagai "Negara Teroris nomor 1." Trump juga berencana memberikan sanksi baru dan memberikan perintah eksekutif untuk memblok warga Iran, sebagai salah satu dari tujuh negara mayoritas Muslim yang dilarang masuk ke Amerika. Pelarangan tersebut sudah ditunda oleh Pengadilan AS, namun Trump terus mendesak agar segera diberlakukan kembali.

Menjawab retorika "perang" yang ditabuh Trump awal pekan ini, Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyampaikan kepada rakyat Iran agar merespons ancaman Trump dalam peringatan Revolusi Islam Iran.

"Trump berkata, "Takutlah pada saya!" Tidak. Rakyat Iran akan meresponsnya pada peringatan Bahman 22 (Kalender Persia) dan akan menunjukkan bagaimana posisi mereka menghadapi ancaman terbuka itu," ujarnya pada Selasa, 7 Februari 2017.

Ayatullah Khamenei juga mengabaikan keputusan Washington yang menempatkan Iran sebagai negara yang "sudah ditandai" setelah melakukan tes rudal. Ia menyerukan Trump menunjukkan wajah aslinya dari korupnya AS. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya