Jepang Kutuk Peluncuran Rudal Balistik Korea Utara

Salah satu proses peluncuran rudal milik Korea Utara.
Sumber :
  • Reuters/KCNA

VIVA.co.id – Jepang mengutuk keras uji coba peluncuran rudal balistik Korea Utara ke laut lepas pantai timur, pada Minggu pagi waktu setempat.

Kim Jong-un Hilang Jelang Parade Militer Massal Korea Utara

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan rudal itu tampaknya telah mendarat di Laut Jepang, tetapi tidak dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) negaranya.

"Kami benar-benar tidak bisa menerima provokasi Korea Utara. Ini sangat keterlaluan. Kami telah mengajukan protes keras kepada mereka," kata Suga, seperti dikutip situs Reuters, Minggu, 12 Februari 2017.

Meradang Dengar Misi Kim-Jong un, Militer Korsel Bikin Pasukan Anti-Nuklir Korea Utara

Seperti diketahui, uji coba ini datang satu hari setelah Presiden Amerika Serikat Donald John Trump mengadakan pertemuan puncak dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, di Florida, AS.

Kedua kepala negara itu sepakat untuk memperkuat kerja sama pertahanan dalam menghadapi ancaman Korea Utara. Sementara Suga belum bisa berkomentar apakah rudal balistik yang diluncurkan Korea Utara jenis Musudan, yang memiliki jangkauan yang dirancang hingga 3.000 kilometer (1.800 mil), atau bukan.

Korsel Membalas, Rudal Kendali Udara Teror Situs Nuklir Korea Utara

Negeri Kim Jong-un itu memang tengah mencoba meluncurkan Musudan delapan kali tahun lalu. Namun, sebagian besar usaha mereka gagal. Satu dari delapan kali uji coba yang berhasil diluncurkan tersebut mengarah ke Laut Jepang.

Akan tetapi, daya jangkau rudal itu hanya 400 kilometer (250 mil). Sebelum Abe ke Paman Sam, Menteri Pertahanan AS, James Norman Mattis mengunjungi Korea Selatan pada awal Februari lalu.

Kunjungan Mattis ini dibalas oleh Jong-un dengan ancaman akan lebih banyak lagi melakukan uji coba rudal. Korea Utara diketahui memiliki beragam jenis rudal balistik. Mulai dari jarak 5.500 kilometer (3.400 mil), 9.000 kilometer (5.500 mil) dan 10 ribu (6.200 mil).

Seluruh rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir ini akan menyasar negara-negara yang dianggap musuh oleh Korea Utara, khususnya AS. Tahun lalu, Korea Utara melakukan dua uji coba nuklir dan berbagai tes yang berhubungan dengan rudal balistik.

Hal ini terpaksa membuat Korea Selatan membeli sistem pertahanan antirudal yang diklaim paling canggih, Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) buatan AS, yang tak hanya ditentang Korea Utara, namun juga China.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya