AS dan Sekutu Desak Pertemuan Darurat PBB Bahas Rudal Korut

Keberhasilan uji coba rudal Musudan membuat Kim Jong-un jemawa bisa kalahkan AS.
Sumber :
  • Reuter/KCNA

VIVA.co.id – Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan mendesak diadakannya pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membahas peluncuran rudal balistik Korea Utara, pada Minggu, 12 Februari kemarin.

DK PBB Sahkan Resolusi Akses Vaksin COVID-19 Adil dan Merata

Peluncuran ini adalah yang pertama sejak Donald John Trump terpilih sebagai Presiden AS. Menurut stasiun televisi Channel News Asia, Senin 13 Februari 2017, DK PBB diharapkan akan melakukan konsultasi dalam waktu dekat, setelah Pyongyang menegaskan telah berhasil menguji rudal balistik jarak menengah tersebut.

"Amerika Serikat bersama Jepang dan Korea Selatan meminta dilakukannya konsultasi darurat PBB terkait peluncuran rudal balistik Korut," kata diplomat AS yang enggan disebutkan namanya. Uji coba rudal ini dipandang sebagai tantangan untuk pemerintahan baru Trump.

Kiprah RI di Dewan Keamanan PBB akan Usai, Angkat Isu Palestina

Jepang mengutuk keras uji coba peluncuran rudal balistik Korea Utara ke laut lepas pantai timur tersebut. Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan rudal itu tampaknya telah mendarat di Laut Jepang, tetapi tidak dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) negaranya.

"Kami benar-benar tidak bisa menerima provokasi Korea Utara. Ini sangat keterlaluan. Kami telah mengajukan protes keras kepada mereka," kata Suga. Korea Utara diketahui memiliki beragam jenis rudal balistik.

Jokowi Dicuitkan Jadi Calon Sekjen PBB, Berikut Ini Kriteria Ketatnya

Mulai dari jarak 5.500 kilometer (3.400 mil), 9.000 kilometer (5.500 mil) dan 10 ribu (6.200 mil). Seluruh rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir ini akan menyasar negara-negara yang dianggap musuh oleh Korea Utara, khususnya AS. (ren)

Suasana sidang Dewan Keamanan PBB di New York, AS.

Satu Tahun Sejak Kudeta Myanmar, DK PBB Dukung 'Kehendak Rakyat'

Dewan Keamanan (DK) PBB mengatakan bahwa pihaknya sangat prihatin dengan keadaan darurat yang terus diberlakukan oleh militer di Myanmar.

img_title
VIVA.co.id
3 Februari 2022