39 Tewas Akibat Bom Mobil di Somalia

Bom pernah meledak mengguncang pasar di Mogadishu, Somalia sebelumnya.
Sumber :
  • REUTERS/Feisal Omar

VIVA.co.id – Sebuah bom mobil berkekuatan besar meledak di tengah kerumunan pasar di Wadajir, Mogadishu, Somalia, pada Minggu, 19 Februari 2017. Mengutip situs Theguardian, Senin, 20 Februari 2017, ledakan tersebut menewaskan 39 orang dan sedikitnya 50 lainnya terluka.

Kisah Juang Aktivis Perempuan Somalia Gagal Diculik dan Dibunuh

Wali Kota Wadajir, Ahmed Abdulle Afrax, mengungkapkan bahwa mobil tersebut dikendarai oleh seorang pembom bunuh diri. Sementara seorang pedagang dan saksi mata bernama Abdulle Omar menyatakan pasar hancur akibat ledakan.

"Saya sedang berada di kios saat sebuah mobil melaju menuju kerumunan orang-orang di dalam pasar dan meledak. Saya melihat lebih dari 20 orang tergeletak di tanah, kebanyakan dari mereka tewas," ungkap Omar. Adapun Direktur Rumah Sakit Madina, Mohamed Yusuf mengatakan pihaknya telah merawat 47 pasien karena luka bakar akibat ledakan.

Tiga ABK WNI Ditelantarkan Kapal China, Kemlu RI Upayakan Pemulangan

Al-Shabaab, kelompok sempalan ISIS yang melawan pasukan perdamaian PBB untuk pemerintah Somalia, tidak segera merespons insiden ini. Al-Shabaab mampu melakukan serangan yang semakin mematikan meskipun kehilangan sebagian wilayahnya untuk pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika pendukung pemerintah Somalia.

Sepanjang Februari ini, Somalia memilih presiden baru, Mohamed Abdullahi Mohamed, seorang warga negara ganda, Amerika Serikat-Somalia, dan juga merupakan mantan perdana menteri.

Serangan Bom Mobil Bunuh Diri Guncang Somalia, 20 Orang Tewas

Serangan ini menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Mohamed. Seperti diketahui, ia telah mewarisi pemerintahan dengan kontrol terbatas atas wilayah Somalia karena kehadiran al-Shabaab, dan sangat didukung oleh masyarakat internasional.

Pelantikan Mohamed sebagai presiden berlangsung pada Rabu, 22 Februari mendatang. Namun jelang upacara pelantikannya, sempat terjadi serangkaian serangan mortir di dekat istana presiden, menyebabkan dua bocah tewas.

Pasukan Uni Afrika berhasil mengusir militan al-Shabaab dari Mogadishu pada Agustus 2011, namun para pemberontak terus mengontrol daerah pedesaan dan meluncurkan serangan berulang-ulang di ibu kota.

Sementara itu, perang saudara telah memecah belah Somalia sejak 1991. Lembaga bantuan internasional memperingatkan bahwa kekeringan parah menjadi masalah besar Somalia karena mampu mengakibatkan kelaparan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya