Dubes Rusia untuk PBB Kena Serangan Jantung

Dubes Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin.
Sumber :
  • REUTERS/Eduardo Munoz/File Photo

VIVA.co.id – Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Vitaly Churkin (64), meninggal dunia di New York, AS, pada Senin, 20 Februari lalu. Kedutaan Besar Rusia di Washington mengonfirmasi bahwa Churkin meninggal lantaran kelelahan bekerja.

Trump Tuduh China Lepaskan Wabah COVID-19, Xi Jinping Tak Ingin Perang

Kematiannya tepat sehari setelah ia merayakan hari ulang tahun. Sebelumnya, Churkin sempat mengeluh sakit di dada kirinya. Seketika, ia langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat dan meninggal dunia dalam perjalanan. Seorang pejabat AS mengatakan kematian Churkin disebabkan oleh serangan jantung saat ia sedang berada di kantornya.

Sementara, pejabat hukum federal yang namanya disamarkan juga menyatakan tidak ada kejanggalan penyebab kematian mantan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia itu. Atas kejadian ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan ucapan belasungkawa.

Jokowi Pertama Kalinya Akan Pidato di Sidang Umum PBB

Ia pun memberikan penghargaan terhadap kerja keras Churkin selama menjabat sebagai Dubes Rusia untuk PBB. "Rusia merasa sangat kehilangannya. Dia (Churkin) tidak tergantikan," kata Putin, melalui Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Pyotr Ilyichev, seperti dikutip Reuters, Selasa, 21 Februari 2017.

Menurutnya, Churkin mengabdikan seluruh hidupnya untuk membela kepentingan Rusia dan selalu berada di garis terdepan. Churkin dikenal sebagai pembela keras kebijakan Rusia. Ia pernah mengkritik Irak atas pemboman intensif di Aleppo, Suriah, pada tahun lalu.

Pemimpin Dunia Peringati 75 Tahun Berdirinya PBB Secara Virtual

Pemboman itu bertujuan menumpas pasukan pemberontak yang menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad. Churkin pertama kali menjabat sebagai Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Uni Soviet sejak 1990. Ia melanjutkan tugasnya sebagai Wakil Menteri Luar Negeri Rusia dan sebagai duta besar beberapa negara sahabat.

Negara yang pernah dia pimpin adalah Belgia dan Kanada, sebelumn akhirnya berlabuh di PBB pada 2006. Ia pun mendorong PBB sebagai organisasi internasional dengan mekanisme yang sangat diperlukan. Menurutnya, tanpa PBB, seluruh negara termasuk Rusia, akan bertindak sendiri-sendiri tanpa pengawasan. (ren)

Presiden Joko Widodo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN dengan negara-negara mitra, Sabtu, 14 November 2020.

Jokowi Dorong PBB Penuhi Akses Terhadap Obat-obatan dan Vaksin

Jokowi menyampaikan dalam jangka pendek, PBB harus berperan memenuhi akses terhadap obat-obatan dan vaksin bagi semua.

img_title
VIVA.co.id
15 November 2020