24-02-1991: Koalisi Internasional Pimpinan AS Serang Irak

Skadron Jet Tempur F-16 milik AS.
Sumber :
  • REUTERS/USAF/Staff Sgt. Greg L. Davis/Handout/Files

VIVA.co.id – Hari ini 26 tahun silam. Pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat melancarkan invasi darat di Irak. Operasi darat dilakukan setelah selama enam minggu AS dan koalisinya terus melakukan pemboman di Negeri Seribu Satu Malam tersebut.

Beratnya Jadi Polisi di Irak, dari Lerai Cekcok Hingga Bantu Cuti

Dilansir dari situs History, serangan darat ke Irak bermula dari pendudukan negara itu terhadap Kuwait. Pada 2 Agustus 1990, Irak menginvasi Kuwait dan dalam hitungan jam telah menduduki posisi paling strategis di salah satu negeri Petro Dollar itu.

Berdalih membela Kuwait, satu pekan kemudian AS meluncurkan Operasi Perisai, yakni operasi pertahanan AS yang dilakukan dari Arab Saudi. Washington mengumpulkan pasukannya di Teluk Persia dan memulai Operasi Perisai dari sana.

Demi Lolos Tes Narkoba, Wanita di AS Kirim Urine Anjing Peliharaan

Tiga bulan kemudian, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang isinya memberikan otorisasi penggunaan kekuatan kepada AS dan koalisi internasional untuk membuat Irak keluar dari Kuwait. Resolusi itu memberikan ultimatum hingga 15 Januari 1991. Irak bergeming.

Tepat 16 Januari 1991 pukul 04.30 waktu setempat, Operasi Badai Gurun, sebuah gerakan ofensif besar-besaran untuk melawan Irak, yang dipimpin AS, dimulai. Operasi ditandai dengan peluncuran pesawat tempur pertama mereka dari Arab Saudi.

Gara-gara Foto Pangkalan Angkatan Laut AS, Pria Tiongkok Ditahan

Sepanjang malam, pesawat dari koalisi militer pimpinan AS mengalahkan target di sekitar Baghdad, ibu kota Irak.

Operasi Badai Gurun dikomandoi AS dengan pasukan unggulan dari 32 negara, termasuk Inggris, Mesir, Prancis, Arab Saudi, dan Kuwait. Pada 24 Februari, serangan koalisi internasional melalui jalur darat dilakukan secara masif dimulai.

Irak yang bersenjatakan peralatan seadanya kewalahan. Hanya sehari, namun serangan ini mematikan langkah Irak. Di penghujung hari, sebanyak 10 ribu tentara Irak dijadikan tawanan dan sebuah pangkalan udara AS didirikan.

Kuwait juga dibebaskan dan Irak resmi menyerah kepada koalisi. Empat hari kemudian, Presiden AS, George HW Bush, mengumumkan gencatan senjata dan Irak berjanji untuk menghormati koalisi serta perjanjian damai dengan PBB.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya