Begini Kedekatan Hubungan Arab Saudi dan Malaysia

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Hubungan diplomatik Arab Saudi dan Malaysia sudah terjalin sejak 1961 silam. Kala itu, kedua negara secara bersama-sama membuka kedutaan besarnya di Kuala Lumpur dan Jeddah.

Pamer Foto Diundang Raja Arab, Anies Dinilai Ingin Dapatkan Efek Elektoral

Mengutip situs Arabnews, Senin, 27 Februari 2017, kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, ke Malaysia ini merupakan yang ketiga kali setelah 56 tahun hubungan diplomatik.

Kunjungan kenegaraan pertama Arab Saudi dilakukan almarhum Raja Faisal pada 1970 dan almarhum Raja Abdullah pada Januari 2006. Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak juga telah mengunjungi negeri Petro Dollar tersebut.

Pengamat Nilai Anies Manfaatkan Momen Jamuan Raja Salman untuk Pilpres

Selain itu, kerja sama militer kedua negara turut menguat di mana tentara Malaysia berpartisipasi dalam koalisi internasional pimpinan Arab Saudi untuk mengembalikan legitimasi Yaman dari tangan pemberontak Houthi, dan latihan militer dengan sandi "North Tunder".

Malaysia merupakan anggota dari aliansi militer Islam yang dipimpin oleh Arab Saudi guna melawan terorisme. Negeri Jiran ini bergabung dalam pemberantasan kelompok teroris Houthi yang menargetkan Mekah dengan rudal balistik.

Sama-sama Dijamu Raja Arab, Berikut Perbedaan Respons Anies dan Ganjar di Media Sosial

Saat ini, kedua negara dikabarkan telah menandatangani beberapa perjanjian dan nota kesepahaman (MoU) di bidang pendidikan dan pariwisata. Ekspor Arab Saudi ke Malaysia didominasi oleh minyak mentah dan produk-produk turunannya. Sementara, ekspor Malaysia ke Arab Saudi berupa perangkat TV dan video.

BR1M

Menurut Kepala Misi Budaya Kedutaan Besar Arab Saudi di Kuala Lumpur, Dr Zayed Al Harithi, kunjungan Raja Salman selama empat hari, selain membicarakan kerja sama energi juga untuk menyepakati perjanjian sektor pendidikan dan pariwisata.

"Hubungan kedua negara saat ini melangkah ke bidang lain, dan terus diperkuat terutama di bidang penelitian ilmiah serta pariwisata," kata Al Harithi, melalui situs The Star. Selain itu, Arab Saudi akan segera memperkenalkan Pajak Barang dan Jasa (Goods and Service Tax).

Pengenalan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pajak tersebut tidak buruk bagi perdagangan minyak dunia. "Harga minyak di Arab Saudi sudah naik sebesar 50 persen. Jadi, jangan membingungkan dan menghasut rakyat," ungkapnya.

Selain pajak, Arab Saudi berencana juga akan memberikan bantuan keuangan kepada Malaysia yang ditransfer langsung ke akun bank mereka. Hal ini dikatakan oleh Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak.

"Mereka (Arab Saudi) membantu orang yang membutuhkan dan tidak melakukan korupsi. Tapi ketika kami memberikan BR1M (Bantuan Warga 1Malaysia), kami justru dikritik dan dianggap memberikan rasuah (suap)," keluh PM Najib.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya