Bangun 'Kerajaan' Militer, Trump Pangkas Anggaran Deplu AS

Presiden AS Donald John Trump.
Sumber :
  • REUTERS/David Becker/Files

VIVA.co.id – Presiden Amerika Serikat, Donald John Trump, akan memangkas anggaran Departemen Luar Negeri sebesar 30 persen. Dana hasil pangkasan ini dialihkan untuk memperkuat anggaran pertahanan.

Jiper, Komandan Armada Perang Amerika Anggap China Lebih Ganas dari Nazi

Mengutip situs Reuters, Selasa, 28 Februari 2017, Gedung Putih sudah mengirimkan proposal anggaran departemen dan nondepartemen federal ke Kongres AS, pada Senin, 27 Februari kemarin. Selain Deplu, Badan Perlindungan Lingkungan dan program nonpertahanan lainnya, juga ikut terimbas pemotongan anggaran.

Salah satu pejabat di Gedung Putih mengatakan, Trump memang ingin memperkuat Pentagon --sebutan bagi Departemen Pertahanan AS-- untuk lebih banyak memproduksi kapal dan pesawat militer untuk memperkuat kehadirannya di perairan internasional, seperti Selat Hormuz dan Laut China Selatan.

Gila, Biden Siap Sunat Duit Militer Amerika Demi Kirim Senjata ke Ukraina

Akibat pemotongan anggaran tersebut, Deplu terpaksa merestrukturisasi beberapa sub-departemen dan penghapusan program. Pejabat yang minta untuk tidak dibuka identitasnya ini mengatakan proposal anggaran tidak akan diungkapkan ke publik.

Sementara itu, Staf Ahli Presiden Bidang Manajemen Anggaran di Gedung Putih, John Czwartacki, mengatakan cetak biru anggaran (budget blueprint) akan dirilis pada pertengahan Maret 2017.

Salah Sasaran, Kapal Perang Jerman Berondong Drone Mata-mata Amerika

"Ini terlalu dini bagi kita untuk komentar, atau siapa pun untuk melaporkan, terhadap spesifikasi anggaran sebelum publikasi," katanya. Untuk disetujui Kongres AS, proposal anggaran yang diajukan pemerintah harus melalui proses panjang.

Sebelumnya, pada November 2016, Trump berjanji akan membangun “kerajaan” militer dengan meningkatkan anggaran pertahanan dari US$596 miliar (hampir Rp8 ribu triliun) pada 2016, menjadi US$1 triliun (sekitar Rp13 ribu triliun).

Langkah ini tidak dilakukan pemerintahan Presiden Barack Obama selama delapan tahun lantaran terimbas krisis 2008. Padahal, belanja militer Negeri Paman Sam tahun ini sama dengan belanja militer gabungan dari tujuh negara, termasuk tiga di antaranya yang menguntit AS, yakni China, Arab Saudi dan Rusia.

Komite Pertahanan untuk Anggaran Federal memprediksi bahwa Departemen Pertahanan AS (Pentagon) akan menerima anggaran belanja tambahan sebesar US$150 miliar (nyaris Rp2 ribu triliun). (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya