Myanmar Diharapkan Gabung IORA Akhir Tahun Ini

Sekjen Indian Ocean Rim Association (IORA), KV Bhagirath
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA.co.id – Sekretaris Jenderal Konferensi Tingkat Tinggi Indian Ocean Rim Association atau IORA, KV. Bhagirath, mengungkapkan ada kemungkinan Myanmar akan bergabung menjadi anggota IORA akhir tahun ini.

Beberapa Negara Tertarik Pesan Kapal Buatan PT PAL

Bhagirath menegaskan dia tak akan mengaitkan urusan internal pemerintah Myanmar dengan KTT IORA. Pembahasan IORA akan tetap difokuskan soal keamanan di kawasan Samudera Hindia.

"Satu-satunya non anggota (IORA) yang menghadiri pertemuan ini adalah Myanmar. Jadi, kami berharap Myanmar dapat bergabung bersama kami, menjadi bagian dari IORA. Menteri Luar Negeri Myanmar akan datang, kami harap mereka sudah dapat bergabung pada akhir tahun ini," jelasnya, di Jakarta Convention Center, Jakarta, 5 Maret 2017 .

Industri Makanan dan Minuman Berpeluang Rebut Pasar IORA

Bhagirath mengatakan, saat ini Myanmar sedang dalam tahap penjajakan untuk masuk dalam IORA.

"Sekarang kami masih dalam proses berdiskusi dengan mereka. Untuk masalah internal Myanmar, IORA tidak membicarakan itu. Kami tidak membahas masalah internal dan politik," tegasnya.

RI Punya Banyak Produk Menarik untuk Pasar IORA

Soal pembahasan yang dilakukan dalam diskusi hari ini, Bhagirath menjelaskan poin diskusi masih relevan.

Baginya, ini merupakan pertemuan penting yang menyatukan 21 negara-negara anggota IORA dan terciptanya tujuh dialog untuk pertama kalinya dalam sejarah IORA. Indonesia dianggap mampu memainkan perannya sebagai tuan rumah IORA tahun ini. 

"Ini relevan karena Presiden RI, Joko Widodo, dua tahun lalu ia pernah menyinggung soal pentingnya keamanan dan keselamatan maritim. Ini menjadi prioritas utama KTT IORA sekarang," ungkapnya.

Bhagirath mengatakan IORA punya peran penting dalam menjaga kawasan Samudera Hindia, dengan mengajak negara luar anggota membahas problem di kawasan itu. 

"IORA akan membawa negara-negara kawasan Samudera Hindia duduk bersama dalam satu meja, seperti Cina dan Jepang, Amerika Serikat dan Prancis, berdiskusi bersama. Kami akan membicarakan solusi terbaik, tak hanya bagi kepentingan negara, namun untuk dunia," ucapnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya