Tragis, 31 Gadis Diduga Dibakar di Guatemala

Mengenang korban kebakaran di Virgen de Asuncion.
Sumber :
  • REUTERS/Saul Martinez

VIVA.co.id - Setidaknya 31 remaja perempuan diduga dibakar sampai meninggal dalam sebuah asrama Virgin of the Assumption Safe Home di San Jose Pinula, Guatemala. Puluhan remaja itu berusaha lari dari asrama setelah mendapat pelecehan seksual dari senior mereka di asrama.

Izin Menginap di Kantor Polisi, Pria Tuban Ini Ternyata Baru Membunuh Istrinya

Sayangnya, mereka tidak bisa melarikan diri dan akhirnya dikurung sebelum dibakar ruangan mereka. Tragedi itu juga mengakibatkan puluhan korban luka yang dilarikan ke rumah sakit di Ibu Kota Guatemala.

Korban dilaporkan mengalami luka bakar yang sangat parah, lainnya tidak bisa diidentifikasi karena luka bakar tersebut. Dikutip Morning Star Online, Jumat, 10 Maret 2017, tragedi itu pecah pada Selasa lalu.

Pengakuan Mengejutkan Wanita yang Bunuh Keponakan Lalu Disembunyikan di Tempat Dupa

Kerabat korban mengatakan, putra dan putri penghuni asrama itu mengalami pelecehan seksual oleh penghuni senior di asrama yang seharusnya bertugas melindungi para korban. Mereka juga akan disiksa dan mengalami pecehan jika orangtua mereka tak membayar biaya perawatan ke asrama.

Orangtua dan kerabat korban putus asa mencari anggota keluarga mereka dan menuntut pengusutan tuntas tragedi ini.

Terungkap, Wanita Open BO Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh di Bekasi

Seorang remaja putri usai 15 tahun korban tragedi itu mengatakan, beberapa penghuni asrama pria berusia di atas 18 tahun menyerang ruangan penghuni perempuan dan mengakibatkan remaja perempuan berlarian melarikan diri ketakutan.

Sayang, beberapa remaja putri tertangkap saat mencoba melarikan diri dan mereka dikurung di asrama semalaman.

Kemudian esok harinya, pukul 9 pagi, kebakaran terjadi kebakaran di salah satu kamar asrama putri dan akhirnya menimbulkan banyak jatuh korban.

Atas tragedi itu, Sekretaris urusan Sosial Guatemala, Carlos Rodas mengklaim remaja putri membakar kasur mereka sendiri. Namun temuan petugas pemadam kebakaran dan staf Rumah Sakit Roosevelt menunjukkan, ada cairan mudah terbakar, diduga bensin, dipakai pelaku untuk membakar para korban.

"Kami tak melalaikan tanggung jawab, kami mengakui tragedi ini," ujar Rodas.

Dia menyesali tragedi ini dan menawarkan analisis sistem asrama untuk membuat terang benderang kasus ini.

Rodas mengatakan, asrama itu punya kapasitas 500 penghuni tapi kelebihan kapasitas dengan dihuni 800 pemuda dan anak-anak, termasuk yang berusia 3 tahun.

Sebelumnya, Penuntut Umum Anebella Morfin telah berjanji akan memperbaiki pengelolaan lembaga dengan mengurangi penghuninya menjadi 580 saja.

Guatemala adalah negara dengan tingkat pembunuhan cukup tinggi. Dalam waktu setahun ada 6.000 kasus, 600-700 dari mereka adalah perempuan dan anak-anak gadis. Ini merupakan isu nasional.

Guatemala berduka dengan tragedi tersebut. Presiden Guatemala, Jimmy Morales, mengumumkan tiga hari berkabung nasional menyusul tragedi tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya