AS di Bawah Trump Tak Lagi Mendekat ke Asia

Presiden AS, Donald Trump.
Sumber :
  • REUTERS/Lucas Jackson

VIVA.co.id – Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat di bawah Presiden Donald John Trump tidak akan lagi mendekat ke Asia. Hal ini diungkapkan Asisten Menteri Luar Negeri untuk Asia Timur dan Pasifik, Susan Thornton.

Presiden Palestina Tolak Proposal Perdamaian Versi Trump

"Kebijakan poros, menyeimbangkan, dan sejenisnya. Itu adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan kebijakan AS untuk Asia pada pemerintahan yang lalu [Barack Obama]. Saya pikir Anda mungkin bisa berharap bahwa pemerintahan sekarang memiliki formulasi sendiri," kata Susan, seperti dikutip Thediplomat, Senin, 20 Maret 2017.

Pernyataan anak buah Menteri Luar Negeri Rex Tillerson ini tidaklah mengejutkan, karena memang kebijakan “Pivot to Asia” – yang digagas mantan Presiden Barack Obama – memang sudah berakhir.

Benarkah Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Tewas di Tangan AS?

Berakhirnya kebijakan ini, juga bersamaan dengan mundurnya AS dari kerja sama perdagangan bebas atau Trans-Pacific Partnership (TPP). Kendati demikian, Susan melanjutkan, pemerintahan Trump akan tetap aktif dan terlibat di Asia.

Menurutnya, perekonomian Asia sangat penting bagi AS. "Kami tidak akan meninggalkan Asia. Kami sangat berkepentingan pada isu-isu perdagangan yang bebas dan adil, serta bekerja pada tantangan keamanan regional," ungkapnya.

KTT Trump-Kim: Media Massa Korea Utara Rayakan 'Kemenangan'

Apa yang disampaikan Susan ini adalah bentuk kebijakan apa yang dinamakan "bumper sticker," atau kebijakan yang dianggap tidak penting namun dibutuhkan. Meski begitu, Susan belum ingin membeberkan formulasi kebijakan AS pengganti Obama ini.

Selama delapan tahun pemerintahan Obama, AS selalu fokus pada kebijakan luar negeri dan pendekatan terhadap negara-negara di Asia, termasuk Indonesia. Berbeda dengan Trump yang ingin AS menjadi negara tertutup. (ren)

BBC Indonesia

Donald Trump Junior Habiskan Duit Rakyat Rp1 Miliar Saat Berburu Domba

Anak sulung presiden AS itu dilaporkan membunuh spesies domba langka saat berkunjung ke Mongolia.

img_title
VIVA.co.id
11 Juni 2020