Muslim Inggris Sumbang Rp500 Juta untuk Korban Teror London

Polisi berjaga di sekitar jam Big Ben di London, Inggris, beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • REUTERS/Stefan Wermuth

VIVA.co.id – Sebuah kampanye penggalangan dana (crowdfunding) yang dilakukan oleh Muslim Inggris berhasil terkumpul US$37 ribu, atau hampir Rp500 juta yang akan disumbangkan bagi seluruh keluarga korban serangan teror di Jembatan Westminster dan Gedung Parlemen di London.

Beredar Surat Ancaman Teror Bagi Warga Muslim Inggris

Seorang saksi teror bernama Muddassar Ahmed mengaku dirinya melihat langsung kejadian tersebut. "Aku ada di sana dan sangat terkejut. Karena itu, aku harus melakukan sesuatu untuk para korban, yaitu menggalang dana sebagai bentuk empati," katanya, seperti dikutip situs Aljazeera, Minggu 26 Maret 2017.

Ahmed, kemudian memanggil teman-temannya untuk membantu dengan penggalangan dana. Dua anggota Parlemen Muslim Inggris - Naz Shah dan Yasmin Qureshi - telah sejak menyuarakan dukungan inisiatif mereka bagi Muslim Inggris, khususnya London.

Orang-orang Ditrabraki di Sekitar Museum di London

"Daripada hanya berkoar mengutuk serangan, lebih baik kita proaktif dan benar-benar melakukan sesuatu. Ini menurutku bagian dari solusi," kata Ahmed, menegaskan.

Beberapa tokoh masyarakat Muslim Inggris, tetap prihatin tentang reaksi mungkin dalam setelah serangan itu.

Leher Pria Inggris Ditusuk Saat Mau Salat

Menyusul kekerasan serupa di seluruh Eropa dalam beberapa tahun terakhir, umat Muslim telah menderita hukuman kolektif, karena beberapa aksi teror yang menyamakan Islam dengan terorisme.

Sementara di London, polisi telah menyarankan beberapa masjid untuk meningkatkan keamanan. "Kami berada dalam posisi yang sangat sulit," kata Ketua Masjid Finsbury Park, Mohammed Kozbar.

"Kami berharap, tidak ada reaksi dari beberapa ekstrimis sayap kanan yang mungkin menggunakan insiden ini untuk menyebarkan ketakutan dan benci dan rasisme di kalangan masyarakat kita".

Menurutnya, para teroris bertujuan untuk memecah belah masyarakat. Kemungkinan paling besar adalah dengan menyebarkan isu perpecahan dan kebencian.

Tetapi, lanjut Kozbar, sebagai warga negara Inggris, dia akan terus bekerja untuk menuntun masyarakat, bersama-sama mengalahkan ideologi kekerasan. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya