Departemen Luar Negeri AS Disusupi Intelijen China

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat
Sumber :
  • REUTERS/Jim Young

VIVA.co.id – Pegawai Departemen Luar Negeri Amerika Serikat bernama Candace Claiborne (60) ditangkap oleh Biro Investigasi Federal (FBI) pada 28 Maret waktu setempat. Pegawai berusia 60 tahun itu dicurigai  membocorkan data rahasia kepada intelijen China.

Polda Jatim Ungkap Pembobolan Bansos COVID-19 AS, Diapresiasi FBI

Ia dituduh menerima uang suap puluhan ribu dolar AS dari dua mata-mata Negeri Tirai Bambu itu, yang mencari informasi tentang kebijakan ekonomi AS. Claiborne, yang memiliki keahlian manajemen kantor, telah bertugas di sejumlah negara selama 18 tahun – di antaranya China, Irak dan Sudan.

Tak hanya itu, Claiborne juga memiliki atas izin keamanan rahasia, dan wajib melaporkan setiap kontak dengan orang yang dicurigai berafiliasi dengan lembaga intelijen asing.

Tabrak Pemotor hingga Tewas, Pemobil 'Provost FBI' Jadi Tersangka

Menurut laman New York Magazine, Kamis, 30 Maret 2017, Claiborne mengaku tidak bersalah atas dua tuduhan kejahatan, yaitu menghalangi persidangan resmi dan membuat pernyataan palsu kepada FBI.

Meski begitu, dokumen pengadilan berkata berbeda. Di dalam dokumen itu menyebutkan Claiborne tidak pernah melaporkan kontak berulang selama lima tahun terakhir.

Badan Intelijen Negara Ingin Mencengkeram WhatsApp

Ia juga dituding dekat dengan dua pengusaha China, yang diyakini sedang mengumpulkan informasi untuk Beijing. Pada 2011, seseorang diketahui telah mentransfer US$2.500 (Rp33,3 juta) ke rekening pribadi Claiborne.

Sang mata-mata lalu meminta informasi lengkap pada Claiborne soal analisa internal pemerintah AS tentang kesepakatan ekonomi dengan China.

Ketika Claiborne menawarkan informasi yang diminta, salah satu agen berceletuk, "Apa yang mereka cari selama ini tidak akan pernah ditemukan di internet".

Dalam dokumen pengadilan juga menyebutkan bahwa Claiborne menulis dalam jurnalnya bahwa dia bisa menghasilkan US$20 ribu (Rp266 juta) dalam satu tahun karena bekerja sebagai mata-mata.

Ia juga diduga menerima uang tunai, namun diduga sebagian besar 'hadiahnya' diberikan kepada seorang kerabat pria muda yang diidentifikasi sebagai “Konspirator A.”

Para agen China ini diminta untuk membayarkan uang kuliah pria itu di sebuah sekolah fesyen di Shanghai, dan ia juga diberikan apartemen lengkap dengan isinya serta uang saku bulanan.

Laporan ini sangat mengejutkan, karena tidak ada hubungannya dengan Rusia. Jika terbukti bersalah, Claiborne menghadapi hukuman hingga 25 tahun penjara. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya