3-4-1948: Bantuan Marshall Plan untuk Bangkitkan Eropa

Presiden AS Harry S Truman, pencetus Marshall Plan.
Sumber :
  • www.whitehouse.gov

VIVA.co.id – Pada 69 tahun silam, Presiden Amerika Serikat, Harry S Truman, menandatangani Pakta Bantuan Ekonomi, Marshall Plan, untuk membantu pemulihan ekonomi Eropa Barat. Seperti diketahui, Benua Biru itu hancur lebur akibat Perang Dunia II. Selain itu, Program Marshall Plan ini sebagai upaya membendung Eropa dari pengaruh Uni Soviet.

8 Fakta Menarik Ukraina yang Menjadi Negara Terluas di Eropa

Menurut situs History, nama bantuan ini diambil dari nama Menteri Luar Negeri AS saat itu, George C Marshall. Kongres AS menyetujui dana sebesar US$13 miliar untuk program tersebut.

Tak hanya Eropa Barat, Yugoslavia juga ikut dalam daftar bantuan. Hanya negara anggota Pakta Warsawa bentukan Uni Soviet yang tidak memperoleh, dan bahkan ada yang menolak.

6 Inovasi Perang Dunia yang Mengubah Kehidupan Sehari-hari

Bagi Eropa Barat dan Yugoslavia, bantuan ini dipakai untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan industri, membangun industri kimia, teknik dan baja. Hasil dari Marshall Plan ini sangat baik.

Di mana rata-rata terjadi kenaikan pada produk nasional bruto sekitar 15-25 persen. Melihat kesuksesan inilah, maka peran Marshall Plan kemudian diperluas hingga ke seluruh dunia.

Bagaimana Penindasan Soviet Memupuk Benci Rakyat Ukraina pada Rusia

AS secara tegas memberikan dana kepada negara-negara yang menyatakan kesediaannya akan membasmi komunisme, termasuk pemerintah Indonesia. Marshall Plan adalah karya terbaik Truman yang hasilnya dinikmati oleh Eropa hingga kini.

Namun sayang, pada 1952, Truman memutuskan untuk pensiun dan pindah ke Negara Bagian Missouri, tempat kelahirannya, hingga wafat pada 1972 di usia ke-88 tahun. (ren)

Seorang lelaki tua memegang bendera Uni Soviet. Getty Images via BBC Indonesia

Membandingkan Kehidupan di Uni Soviet dan Rusia Pada Masa Perang

Setelah invasi pasukan Rusia ke Ukraina, kehidupan warga Rusia mulai berubah cepat. Perbatasan ditutup, nilai rubel terus turun dan harga barang-barang mulai naik.

img_title
VIVA.co.id
12 Maret 2022