Puluhan Wanita Protes Lewat Balap Sepeda

Ilustrasi balap sepeda
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Puluhan wanita di Pakistan ikut andil dalam balap sepeda yang hanya didominasi oleh kaum hawa. Balapan ini merupakan bentuk klaim untuk menantang dominasi laki-laki di ruang publik negara itu.

Program We See Equal P&G dan Save the Children Ciptakan Sekolah Ramah Gender dan Inklusif

"Strategi kami sederhana. Ingin dianggap di ruang publik," kata Meher Bano dari Girls at Dhabas, sebagaimana dikutip Reuters, Senin, 3 April 2017.

Girls at Dhabas adalah organisasi feminis yang mencanangkan kegiatan tersebut, di mana pada tahun lalu seorang wanita dari Lahore didorong dari sepedanya oleh sekelompok laki-laki, karena tidak menanggapi rayuan mereka.

6 Tahun Wujudkan Kesetaraan Gender dan Keamanan Anak, P&G dan Save the Children Terus Berinovasi

Balap sepeda merupakan salah satu acara yang diselenggarakan dalam beberapa tahun terakhir oleh Girls at Dhabas, nama sebuah restoran pinggir jalan di Pakistan, untuk mempromosikan partisipasi perempuan dalam acara-acara publik, melawan pembatasan yang dihadapi perempuan di tempat umum, dan meningkatkan kesadaran.

"Aku kerap bersepeda melintasi jalan ini setiap hari. Namun, ini pertama kalinya aku merasakan pengalaman lain dalam bersepeda. Aku senang kebebasan dengan embusan angin menerpa rambutku," ujar Humay Waseem, salah seorang peserta aksi.

Peran Penting Pendidikan dan Kesehatan dalam Mewujudkan Kesetaraan Gender

Lebih dari 60 persen dari hampir 200 juta warga Pakistan berusia di bawah 30 tahun. Meski demikian, wanita muda di negara mayoritas Muslim ini terus menghadapi hambatan dalam konteks pekerjaan dan sering dibuat tidak nyaman di area publik.

Bano juga mengungkapkan, kawasan umum di negaranya masih didominasi oleh laki-laki, sehingga kerap muncul pelecehan terhadap perempuan.

"Itu bagian dari narasi yang jauh lebih besar, yang mengarah ke pelecehan dan kekerasan seksual," katanya.

Meskipun ada gerakan liberal kecil yang vokal di Pakistan, aktivis wanita masih sering menghadapi rentetan pelecehan dan pelaku sebagian besar "terinfeksi" oleh ideologi Barat atau non-Islami.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya