Indonesia Dituding Penyebab Defisit Perdagangan AS

Presiden AS Donald Trump.
Sumber :
  • REUTERS/Jonathan Ernst

VIVA.co.id – Indonesia dimasukkan ke dalam 'daftar khusus' yang dituding bertanggung jawab atas defisit neraca perdagangan Amerika Serikat.

BPS Ungkap Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Neraca Perdagangan RI

Presiden AS Donald John Trump telah merilis 16 negara, termasuk Indonesia, yang dituding berbuat curang dalam kerangka kerja sama perdagangan hingga merugi US$50 miliar (Rp666,4 triliun).

Selain Indonesia, 15 negara yang masuk daftar khusus Trump yaitu China, Jepang, Jerman, Meksiko, Irlandia, Vietnam, Italia, Korea, Malaysia, India, Thailand, Prancis, Swiss, Taiwan, dan Kanada.

Neraca Perdagangan RI Februari 2022 Surplus US$3,83 Miliar

Dilansir situs Channel News Asia, Selasa, 4 April 2017, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengungkapkan, Trump segera mengeluarkan dua perintah eksekutif (executive order) untuk mencari akar masalah penyebab defisit neraca perdagangan AS.

Satu dari dua perintah eksekutif tersebut berupa analisa negara per negara dan produk per produk. Hasilnya akan diumumkan Trump dalam 90 hari ke depan.

BI: Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal IV 2021 Defisit US$844 juta

"Mereka akan melihat bukti kecurangan, kesepakatan dagang yang tidak sesuai perjanjian, minimnya penegakan hukum, permasalahan mata uang dan kendala dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)," ujar Ross.

Perintah ini dikeluarkan satu pekan sebelum Trump bertemu dengan Presiden Cina, Xi Jinping, di Florida.

"Dalam sejumlah kasus ada negara yang lebih baik dan lebih murah dalam memproduksi sebuah barang daripada kita. Jadi, bukan berarti (negara) yang ada di dalam daftar tersebut jahat atau curang," katanya.

Trump berkali-kali mengklaim terjadi ketidakseimbangan perdagangan AS dikarenakan adanya kekuatan asing yang tidak bermoral, dibantu oleh kepentingan khusus AS yang mendorong penawaran perdagangan yang buruk.

"Ribuan pabrik telah dicuri dari negara kita. Tapi kini kekuatan Amerika telah pulih di Gedung Putih," ungkap dia. "Di bawah pemerintahan saya, pencurian kemakmuran Amerika akan berakhir. Kami akan membela industri kami dan menciptakan lapangan kerja bagi pekerja Amerika".

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya