PM Pakistan Diminta Mundur

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif
Sumber :
  • Samaa TV.

VIVA.co.id – Pihak oposisi Pakistan, bersumpah akan menekan Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif agar mundur. Saat ini, sebuah penyilidikan atas dugaan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh PM dan ketiga anaknya sedang dilakukan.

Masjid Badshahi, Saksi Sejarah Hubungan RI dan Pakistan

Sejumlah oposisi mengatakan, sangat tak layak, jika PM yang sedang dalam proses penyelidikan, tanpa malu tetap melakukan tugasnya. Untuk itu, mereka bersumpah akan meminta PM mundur dari jabatannya selama proses penyelidikan dilakukan.

Pemimpin oposisi, Imran Khan mengatakan. ia sendiri yang akan memimpin protes agar PM mengundurkan diri. Menurutnya, PM sudah kehilangan moralnya, karena tetap bekerja selama penyelidikan.

Melihat Potensi Investasi Besar di Pakistan

Diberitakan oleh Reuters, Sabtu 22 April 2017, Mahkamah Agung Pakistan pada Kamis 20 April waktu setempat, memutuskan tak ada cukup bukti untuk memerintahkan pemecatan Sharif dari jabatannya.

Namun, MA meminta penyelidikan lebih lanjut atas tuduhan korupsi sehubungan dengan kebocoran Panama Papers. Dari  lima anggota MA, tiga suara  mendukung Sharif mempertahankan posisinya.

Pakistan Jamin Kemudahan Berbisnis bagi Investor Asing

Pada Jumat kemarin, 21 April 2017, anggota parlemen oposisi pemerintah meneriakkan slogan-slogan yang menuntut pengunduran diri Sharif. Melalui tayangan televisi, mereka terlihat marah dan merobek agenda majelis untuk hari itu. Aksi tersebut berbuntut dihentikannya persidangan Parlemen.

"Saya adalah pemohon dalam kasus ini, persidangan berlanjut selama empat bulan, setidaknya seharusnya saya diizinkan untuk berbicara di parlemen," ujar Khan, mantan bintang olahraga kriket, kepada wartawan.

Mahkamah Agung, dalam penghakiman setebal 549 halaman, memerintahkan pembentukan tim investigasi gabungan, untuk melihat tuduhan mengenai tiga dari empat anak Sharif yang menggunakan perusahaan lepas pantai untuk membeli properti di London. Tim penyelidik memiliki waktu dua bulan untuk menyelesaikan penyelidikannya.

Sementara itu, Perdana menteri dan anak-anaknya membantah melakukan kesalahan. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya