3 WNI Tewas dalam Serangan Militer Filipina

Tentara Filipina menjalankan operasi militer melawan Abu Sayyaf beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • REUTERS/Nickee Butlangan

VIVA.co.id – Tiga orang warga negara Indonesia diduga tewas dalam serangan yang dilakukan oleh militer Filipina terhadap kelompok militan Maute di Provinsi Lanao del Sur. Menerima kabar ini, pihak Kementerian Luar Negeri langsung mengecek kebenaran informasi.

Kemlu: 120 WNI di Ukraina Dipulangkan ke RI, 32 Orang Pilih Menetap

"Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) mengklaim telah berhasil menewaskan 37 ekstremis dalam sebuah serangan gabungan terhadap kelompok Maute. Mereka juga mengklaim bahwa ada tiga WNI yang tewas," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan singkat, Rabu 26 April 2017.

Untuk mengecek kebenaran informasi tersebut, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila telah meminta konfirmasi mengenai pemberitaan tersebut. Tetapi hingga saat ini, pihak AFP belum bisa memberikan konfirmasi.

Kemlu Berhasil Selamatkan Hak Finansial WNI di Luar Negeri Rp179 M

"Pihak AFP menginfokan bahwa baru akan dilakukan test DNA terhadap orang tersebut namun hingga saat ini hal tersebut belum dilakukan," ujar Iqbal.

KJRI Davao juga memperoleh informasi dari otoritas setempat mengenai ditemukannya paspor a.n MIS. Hingga saat ini AFP belum bisa memberikan konfirmasi apakah paspor itu terkait dengan 36 orang yang tewas dan dimana persisnya paspor tersebut ditemukan

Kaleidoskop 2021: Lonjakan COVID-19, KRI Nanggala hingga Herry Cabul

Seperti diberitakan Straits Times, militer Filipina mengklaim telah menewaskan 36 militan ekstremis ISIS, termasuk diantaranya tiga warga negara Indonesia dan satu warga Malaysia, dalam sebuah serangan darat dan udara.

Ketika melakukan penyerangan, militer menggunakan jet FA-50, helikopter tempur, pesawat pembom dan artileri, menyerang dan akhirnya menangkap kamp Maute yang luasnya mencakup tiga sampai empat hektar.

Dalam penggerebekan, ditemukan bendera hitam milik ISIS bersama dengan alat ledak, granat, laptop, ponsel dan kamera yang digunakan untuk membuat video perekrutan. (hd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya