Konflik Arab Saudi-Iran Makin Panas

Tentara Arab Saudi membantu tentara Yaman berjaga di Mukalla, Yaman
Sumber :
  • REUTERS/Aziz El Yaakoubi

VIVA.co.id –  Pangeran Arab Saudi calon pewaris tahta, Muhammad bin Salman al-Saud menuding Iran jelas-jelas ingin mengontrol dan menjadi penguasa di dunia Islam. Muhammad bin Salman yang juga Menteri Pertahanan Arab Saudi itu kepada televisi di Arab Saudi sebagaimana dikutip dari theguardian.com menyatakan, Arab Saudi tidak akan tinggal diam menyaksikan ambisi tersebut.

Lowongan Masinis Perempuan di Saudi Dibanjiri 28 Ribu Pelamar

Muhammad bin Salman juga seakan menutup kemungkinan adanya dialog antara Arab Saudi dan Iran yang selama ini bersaing melalui proxy war di Kawasan Timur Tengah.

"Bagaimana mungkin bisa memahami sebuah rezim yang telah jelas-jelas mendukung ideologi ekstremisme. Kami tidak punya kepentingan yang sama," kata Pangeran Muhammad bin Salman.

Sosok Kriangkrai, PRT Sebabkan Sejarah Berdarah Thailand-Arab Saudi

Hubungan Iran dan Arab Saudi makin memanas dengan adanya isu sektarian dan tudingan Arab Saudi bahwa Iran ingin menguasai dunia Islam karena merujuk pada keyakinan adanya imam yang disebut Muhammad al-Mahdi. Muslim Syiah percaya bahwa al-Mahdi yang merupakan imam pada abad ke-12 dan menghilang pada abad ke-19 yang akan kembali hadir untuk memimpin dunia dengan adil.

Relasi kedua negara tak harmonis sejak adanya Revolusi Iran 1979 saat masing-masing berlomba menyebarkan pengaruh sebagai pemimpin di kalangan negara Islam. Tahun lalu, eskalasi ketegangan meningkat saat Arab Saudi mengeksekusi ulama Syiah yang menyebabkanya protes besar-besaran di Kedutaan Besar Arab Saudi di Iran.

Arab Saudi-Thailand Berselisih 30 Tahun karena PRT Pangeran

"Kami sadar menjadi target utama Iran," lanjut sang Pangeran.

Namun Pangeran Muhammad menyatakan bahwa Arab Saudi tidak akan memulai perang yang akan bisa merugikan bagi Arab sendiri. Konflik yang terjadi antara Arab Saudi dan Yaman memburuk dengan adanya krisis kemanusiaan di Yaman yang menewaskan ribuan warga sipil yang tak lain disebabkan adanya serangan koalisi Arab Saudi.

Sementara pakar memperkirakan bahwa konflik Arab Saudi dan Iran masih akan sengit. Arab Saudi dan sekutunya dinilai tak akan mudah memberantas para pemberontak yang tak lain adalah sekutu Iran di Yaman yang disebut Houthi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya