Pertahanan Kuat, Militer Israel Tak Cemas Virus WannaCry

Tampilan komputer yang telah diserang oleh virus Ransomware Wannacry.
Sumber :
  • VIVA.co.id/lemsaneg.go.id

VIVA.co.id – Pasukan Pertahanan Israel atau IDF menyatakan bahwa kejahatan dengan cara peretasan adalah tindakan yang lebih berbahaya dibandingkan serangan rudal. Pernyataan ini disampaikan menyusul serangan ransomware WannaCry yang disebut memengaruhi ratusan ribu server Windows akhir pekan ini.

Indonesia Jadi Bidikan Hacker, Tak Ada yang 100 Persen Aman

Meskipun jaringan militer IDF tidak terpengaruh oleh serangan cyber yang memanfaatkan kelemahan sistem operasi Windows tersebut namun hal ini menyiratkan bahwa serangan virtual lebih berbahaya dibandingkan senjata konvensional.

"Melumpuhkan infrastruktur Israel menggunakan serangan cyber lebih parah daripada menggunakan rudal untuk menyerang pembangkit listrik. Serangan rudal atau bom akan menyebabkan beberapa jam pemadaman listrik yang bisa dihentikan," kata seorang pejabat senior IDF sebagaimana dikutip Sputniknews, Rabu, 17 Mei 2017.

Boeing Disusupi Malware WannaCry

Pejabat tersebut menegaskan, perlindungan jaringan internal IDF jauh lebih kuat dibanding jaringan sipil mana pun. Sementara jaringan internet yang digunakan sipil dianggap jauh lebih rentan untuk diretas oleh cybercrime.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengatakan bahwa infrastruktur negara tersebut tidak terpengaruh oleh serangan WannaCry.

Dalam 7 Tahun, 7 Ransomware Mengguncang Dunia

Seperti diketahui, serangan cyber global yang menggunakan perangkat peretas NSA ini telah menyusup ke berbagai jaringan perusahaan, rumah sakit serta pemerintah di banyak negara, termasuk Amerika Serikat dan Rusia.

Ilustrasi hacker.

Ransomware WannaCry dan Cuci Tangan Intelijen AS

Serangan ini berasal dari alat mata-mata NSA yang bocor ke publik.

img_title
VIVA.co.id
14 Mei 2019